Apa yang Disebut Stoikisme?
https://www.belajarsampaimati.com/2025/01/apa-yang-disebut-stoikisme.html?m=0
![]() |
| Ilustrasi/gemadika.com |
Stoikisme adalah aliran filsafat yang muncul di Yunani kuno sekitar abad ke-3 SM, didirikan oleh Zeno dari Citium. Filsafat ini mengajarkan bahwa kebahagiaan dan ketenangan pikiran dapat dicapai melalui pengendalian emosi, penerimaan terhadap keadaan, dan hidup sesuai dengan alam.
Stoikisme menekankan pentingnya rasio dan kebajikan sebagai panduan utama dalam menjalani hidup. Para stoik percaya bahwa meskipun kita tidak dapat mengendalikan peristiwa eksternal, kita dapat mengendalikan cara kita bereaksi terhadap peristiwa tersebut.
Salah satu prinsip utama stoikisme adalah pemisahan antara hal-hal yang berada di luar kendali kita dan hal-hal yang dapat kita kendalikan. Stoik berpendapat bahwa kita harus fokus pada tindakan dan sikap kita sendiri, bukan pada hasil atau reaksi orang lain. Ini mengarah pada pengembangan ketahanan mental dan emosional, saat individu belajar untuk tidak terpengaruh oleh keadaan eksternal yang sulit. Dengan cara ini, stoikisme mengajarkan bahwa ketenangan batin dapat dicapai meskipun dalam situasi yang penuh tekanan.
Stoikisme juga mengajarkan pentingnya kebajikan, yang terdiri dari kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Menurut para stoik, hidup yang baik adalah hidup yang dijalani dengan kebajikan, dan tindakan yang baik adalah tindakan yang selaras dengan prinsip-prinsip moral. Dengan menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat mencapai eudaimonia, atau keadaan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sejati.
Filsafat ini juga menekankan konsep "kosmos", yaitu pandangan bahwa alam semesta adalah suatu kesatuan yang teratur dan rasional. Para stoik percaya bahwa segala sesuatu terjadi sesuai rencana ilahi atau hukum alam, sehingga menerima takdir dengan lapang dada adalah bagian dari kehidupan stoik. Ini mendorong individu untuk melihat peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar, sehingga mengurangi rasa frustrasi dan ketidakpuasan.
Stoikisme memiliki dampak signifikan pada banyak pemikir dan tradisi filsafat setelahnya, termasuk Kristen, humanisme, dan psikologi modern. Banyak ajaran stoik dapat ditemukan dalam praktik terapi kognitif, ketika individu diajar untuk mengubah pola pikir negatif dan merespons situasi dengan lebih konstruktif.
Hmm... ada yang mau menambahkan?
