Bagaimana Gunung Es Terbentuk dari Awal?

Ilustrasi/grid.id
Gunung es terbentuk melalui proses yang kompleks yang dimulai dengan akumulasi salju di daerah yang sangat dingin. Proses pembentukan gunung es dimulai dengan langkah-langkah berikut:

Salju terkompaksi: Pembentukan gunung es dimulai dengan akumulasi salju di atas daerah yang terus-menerus dingin. Salju terdiri dari kristal-kristal es yang saling terhubung. Saat salju terus menumpuk, tekanan dari salju di atasnya akan mendorong salju yang ada di bawah untuk jadi lebih padat dan terkompaksi. Proses ini disebut firnifikasi.

Firn menjadi es: Firn adalah salju yang terkompaksi menjadi lapisan padat. Saat lapisan firn semakin tebal, tekanan yang diberikan oleh lapisan atasnya menyebabkan firn jadi lebih padat dan berubah jadi es. Lama kelamaan, firn menjadi es padat yang mengalami deformasi plastik.

Akumulasi es: Proses akumulasi berlanjut seiring penambahan salju baru yang terkompaksi menjadi firn dan akhirnya menjadi lapisan es baru. Hal ini terjadi secara terus-menerus selama bertahun-tahun. Seiring waktu, es terus bertambah tebal dan semakin mengeras.

Pemecahan gletser: Jika gletser atau es daratan mencapai tepi laut atau danau yang lebih dalam, pecahan besar es terlepas dan terapung di atas air. Pemecahan ini bisa terjadi secara alami melalui proses yang disebut "kalving", ketika bagian depan gletser patah dan jatuh ke dalam air.

Terapung sebagai gunung es: Pecahan es yang terlepas dari gletser atau es daratan membentuk gunung es. Bagian yang terlihat di atas permukaan air hanya sebagian kecil dari seluruh volumenya, dengan sebagian besar berada di bawah permukaan air. Ini disebabkan oleh keapungan es, karena massa es yang lebih besar memiliki kepadatan lebih rendah dibandingkan air, sehingga sebagian besar tersembunyi di bawah permukaan air.

Gunung es dapat terwujud dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berbentuk seperti tebing atau punggung, sementara yang lain memiliki puncak yang tajam dan lekukan yang kompleks. Bentuk gunung es dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti erosi, pencairan, dan gaya-gaya alami seperti angin dan arus laut.

Sebagian besar gunung es terbentuk di wilayah kutub, seperti Arktik dan Antartika, saat suhu rendah dan akumulasi salju yang tinggi memungkinkan pembentukan gletser yang besar. Namun, gunung es juga dapat ditemukan di perairan yang lebih hangat seperti di lepas pantai Greenland atau di sekitar pegunungan es di wilayah pegunungan tinggi.

Perubahan iklim global juga berdampak pada pembentukan dan pergerakan gunung es. Peningkatan suhu menyebabkan pencairan gletser yang lebih cepat dan pelepasan lebih banyak pecahan es ke laut. Hal ini berdampak pada kenaikan permukaan air laut dan meningkatkan potensi pelepasan gunung es yang lebih besar ke perairan.

Hmm... ada yang mau menambahkan? 

Related

Nature 6118861784697577213

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item