Negara-negara Pemilik Reaktor Nuklir Terbanyak di Dunia

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai ...


Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap. Tidak sebagaimana senjata nuklir atau bom nuklir yang ditujukan untuk keperluan perang, reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Ada pula reaktor nuklir yang ditujukan untuk membuat radioisotop (isotop radioaktif), atau untuk penelitian.

Pada 2 Desember 1942, Enrico Fermi dan Leó Szilárd di Universitas Chicago membangun reaktor nuklir pertama yang dinamai Chicago Pile-1. Reaktor nuklir itu digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Selain itu, reaktor nuklir juga digunakan oleh angkatan laut Amerika untuk menggerakkan kapal selam, dan kapal pengangkut pesawat udara.

Memasuki pertengahan 1950-an, negara-negara barat maupun Uni Soviet aktif melakukan penelitian nuklir, termasuk penggunaan atom di luar militer. Namun, sebagaimana program militer, penelitian atom di bidang non-militer juga dilakukan secara rahasia.

Pada 20 Desember 1951, listrik dari generator yang digerakkan oleh tenaga nuklir pertama kali dihasilkan oleh Experimental Breeder Reactor-I (EBR-1) yang berlokasi di Arco, Idaho. Tiga tahun kemudian, pada 26 Juni 1954, pukul 5:30 pagi, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di dunia untuk pertama kalinya mulai beroperasi di Obninsk, Kaluga Oblast, USSR. PLTN itu menghasilkan daya 5 megawatt, yang cukup untuk melayani daya listrik di 2.000 rumah.

PLTN skala komersial pertama dunia adalah Calder Hall, yang mulai beroperasi pada 17 Oktober 1956. Reaktor generasi pertama lainnya adalah Shippingport Reactor di Pennsylvania, yang mulai beroperasi pada 1957.

Pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi salah satu energi alternatif untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil akibat perubahan alam, perubahan cuaca, dan iklim. Pembangkit listrik tenaga nuklir bisa diandalkan sebagai pemasok kebutuhan listrik suatu negara, sehingga banyak negara yang membangun reaktor nuklir untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berikut ini adalah negara-negara yang dianggap sebagai pemilik reaktor nuklir terbanyak di dunia.


Amerika Serikat

Amerika menjadi negara yang paling banyak memiliki reaktor nuklir, dengan jumlah 104 reaktor nuklir komersial. Dari 104 reaktor nuklir yang dimiliki, baru sebanyak 65 pembangkit listrik tenaga nuklir yang telah memiliki lisensi untuk beroperasi. PLTN itu mampu menghasilkan energi listrik sebesar 806,2 TWh, yang menyuplai 19,6 persen kebutuhan listrik total di seluruh Amerika Serikat.


Prancis


Prancis tidak memiliki sumber daya energi berupa minyak, sehingga negara itu pun terpaksa memanfaatkan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Prancis memiliki 59 reaktor nuklir, yang menghasilkan energi 540,6 TWh, yang menyuplai 78,8 persen kebutuhan energi listrik di Prancis. Angka itu merupakan persentase tertinggi di dunia dalam hal pemanfaatan energi nuklir untuk listrik. Karenanya, tarif listrik di Prancis pun termasuk yang paling murah di Eropa.


Jepang

Jepang dianggap sebagai negara yang mengkhawatirkan dalam hal penggunaan tenaga nuklir. Negara itu memiliki 55 reaktor nuklir, sementara kondisi alamnya bisa dibilang kurang bersahabat. Jepang bisa dibilang kerap dilanda gempa atau bencana alam lain. Hal itu mempengaruhi keberadaan reaktor nuklir yang ada di sana, sehingga menjadikan kekhawatiran rakyat Jepang dan dunia.

Pada 11 Maret 2011, misalnya, bencana tsunami di Fukushima menghancurkan sistem pendingin pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada di sana. Hasilnya, 140 ribu penduduk atau yang berjarak 20 kilometer dari pusat kerusakan terpaksa dievakuasi untuk menghindarkan mereka dari radiasi.


Rusia

Pada 1986, reaktor nuklir di Chernobyl (dulu bagian dari USSR) mengalami kebocoran yang mengakibatkan bencana radiasi. Namun, meski pernah mengalami masa kelam menyangkut nuklir, Rusia masih memanfaatkan energi nuklir untuk keperluan pembangkit listrik. Saat ini, Rusia memiliki 31 reaktor nuklir, yang memasok energi sebesar 170,1 TWh, dan merupakan 16 persen dari kebutuhan total negara itu terhadap listrik.

Pemerintah Rusia menyatakan telah lebih berhati-hati dalam menangani reaktor nuklir di negaranya, agar tidak terulang lagi peristiwa kelam seperti yang pernah terjadi dulu. Meski begitu, pemerintah Rusia masih berniat meningkatkan jumlah reaktor nuklir yang dimilikinya—dari 31 menjadi 59 reaktor di masa depan.


Inggris

Inggris pertama kali membangun reaktor nuklir pada tahun 1956, dan sekarang telah memiliki 19 reaktor yang menghasilkan energi untuk menyuplai seperenam kebutuhan listrik di negara tersebut.

Dalam hal penggunaan daya nuklir, Inggris termasuk negara yang pernah mengalami bencana akibat nuklir. Pada 8 Oktober 1957, reaktor mereka yang ada di Windscale mengalami kebakaran akibat tumpukan plutonium. Kemudian, pada 19 April 2005, reaktor yang ada di Sellafield mengalami kebocoran 20 ton uranium dan 160 kilogram plutonium akibat pipa yang retak.


Kanada

Kanada memiliki 18 reaktor nuklir yang menyuplai sekitar 15 persen pasokan listrik di negara tersebut. Di masa depan, Kanada berencana menambah reaktor nuklir miliknya.


Korea Selatan

Sama seperti Kanada, Korea Selatan juga memiliki 18 reaktor nuklir. Pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu dikelola di empat wilayah, yaitu Yeonggwang, Kori, Wolseong, dan Uljin. Korea Selatan termasuk negara yang sangat aktif dalam mengekspor teknologi nuklirnya ke beberapa negara, seperti Yordania, Uni Emirat Arab, Turki, India, Malaysia, dan lainnya.


Cina

Cina membangun reaktor nuklir akibat energi batubara yang sudah mulai langka. Negara itu kini memiliki 17 reaktor nuklir. Dua perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Cina adalah China National Nuclear Corporation yang ada di wilayah timur laut, dan China Guangdong Nuclear Power Group yang ada di wilayah tenggara.


Jerman

Sama seperti Cina, Jerman memiliki 17 reaktor nuklir yang menyuplai 17,7 persen kebutuhan listrik di negara itu. Pengembangan teknologi nuklir di Jerman menjadi perdebatan dalam agenda politik, akibat beberapa bencana nuklir yang pernah terjadi di negara-negara lain. Karena hal itu pula, pemerintah Jerman berencana meninggalkan energi nuklir di masa mendatang.


India

Jika Jerman berencana meninggalkan energi nuklir di masa depan, India justru berencana mengembangkan energi nuklir di negaranya di masa mendatang, agar lebih banyak menyuplai tenaga listrik di sana. Pada saat ini, India memiliki 17 reaktor nuklir yang menjadi sumber energi terbesar keempat di India dalam hal suplai daya listrik.


Selain negara-negara yang disebutkan di atas, beberapa negara lain yang juga termasuk pengguna energi nuklir terbanyak dalam hal suplai daya listrik adalah:
  • Lithuania (sebanyak 72 persen daya listrik di negara itu disuplai energi nuklir).
  • Slovakia (sebanyak 56 persen daya listrik di negara itu disuplai energi nuklir).
  • Belgia (sebanyak 54 persen daya listrik di negara itu disuplai energi nuklir).
  • Swedia (sebanyak 42 persen daya listrik di negara itu disuplai energi nuklir).
  • Slovenia (sebanyak 41 persen daya listrik di negara itu disuplai energi nuklir).
Hmm… ada yang mau menambahkan?


Related

Iptek 5474761920430113090

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item