Bagaimana Jean Bedel Bokassa Menjadi Kaisar di Afrika?

Bagaimana Jean Bedel Bokassa Menjadi Kaisar di Afrika?
Ilustrasi/time.com
Jean Bedel Bokassa pernah menjadi kaisar—atau lebih tepat disebut diktator—di Republik Afrika Tengah, dan peristiwa itu terkait sejarah negara tersebut yang rumit dan penuh intrik politik.

Republik Afrika Tengah adalah negara di pedalaman Afrika, yang berbatasan dengan Chad, Sudan, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Kamerun.

Republik Afrika Tengah berbeda dengan Afrika Tengah. Republik Afrika Tengah adalah nama negara. Sementara Afrika Tengah (Central Africa) adalah wilayah benua Afrika yang meliputi Burundi, Republik Afrika Tengah, Chad, Republik Demokratik Kongo, dan Rwanda.

Di masa lalu, Republik Afrika Tengah menjadi koloni Prancis, dan wilayah itu masih bernama Ubangi-Shari. Pada 1960, Ubangi-Shari meraih kemerdekaan, dan menjadi negara dengan nama Republik Afrika Tengah. Tapi kemerdekaan yang dicapai tidak menjadikan negara aman damai. Sebaliknya, berbagai pergolakan terus terjadi, dan pemerintahan militer silih berganti.

Presiden pertama yang memimpin Republik Afrika Tengah adalah David Dacko. Ia juga menjadi diktator pertama di sana. Pada 1966, David Dacko digulingkan oleh sepupunya, Jean Bedel Bokassa, yang langsung mengambil alih kepemimpinan. Inilah awal mula Jean Bedel Bokassa menguasai Republik Afrika Tengah.

Pada 1976, Jean Bedel Bokassa mendeklarasikan diri sebagai kaisar, atau maharaja, dan acara penobatannya menjadi upacara yang sangat mewah sekaligus mahal. Sebegitu kontras dengan kondisi negaranya yang memprihatinkan, sampai banyak negara lain melancarkan kritik atas kemewahan upacara itu.

Tapi Jean Bedel Bokassa tampaknya benar-benar menganggap dirinya seorang kaisar, dan tak peduli dengan ocehan negara lain. Dia bahkan kerap melanggar hak asasi manusia, dan terang-terangan mendukung gerakan anti-Prancis.

Sikap frontal dan diktatorial itu akhirnya memicu amarah Prancis. Pada 1979, pemerintahan Prancis mendukung suatu kudeta terhadap pemerintahan Jean Bedel Bokassa, sekaligus kembali mendudukkan David Dacko ke kursi penguasa. Dacko tidak lama menjadi penguasa di Republik Afrika Tengah, karena pemberontakan kembali terjadi pada 1981.

Setelah tiga dasawarsa dikuasai pemerintahan militer, Republik Afrika Tengah akhirnya jatuh ke pemerintahan sipil pada 1993. Sejak itu, negara dipimpin oleh Presiden Ange-Felix Patasse.

Kekuasaan sipil mampu bertahan selama satu dekade, sampai kemudian terjadi kudeta militer pada 2003, yang dipimpin Jenderal Francois Bozize. Kudeta itu berhasil menjatuhkan Presiden Ange-Felix Patasse, dan Jenderal Francois Bozize mengambil alih kekuasaan serta mendirikan pemerintahan baru.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 2728597715103404664

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item