Kapan Munir Terbunuh?

Kapan Munir Terbunuh? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Aktivis hak asasi manusia di Indonesia, Munir, tewas terbunuh pada 7 September 2004.

Dilahirkan di Malang, Jawa Timur, pada 8 Desember 1965, Munir Said Thalib adalah aktivis HAM Indonesia, yang juga terkenal di dunia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu telah mendapatkan berbagai penghargaan atas pengabdiannya dalam menegakkan hak asasi manusia, serta kiprahnya dalam dunia hukum.

Pada 1998, ia mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hien Award. Pada tahun 2000, ia mendapatkan Right Livelihood Award atas pengabdiannya dalam bidang kemajuan HAM dan kontrol sipil terhadap militer, juga Mandanjeet Singh Prize dari UNESCO atas kiprahnya mempromosikan Toleransi dan Anti-Kekerasan. Sementara majalah Forum Keadilan memasukkan namanya sebagai satu di antara seratus tokoh Indonesia abad 20.

Pada 6 September 2004, Munir berangkat dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, dengan tujuan melanjutkan pendidikan di sana. Istrinya mengantar kepergiannya hingga di bandara Soekarno-Hatta, dan itu menjadi kepergian Munir untuk terakhir kalinya.

Pesawat yang ditumpangi Munir berangkat pada pukul 21.30 WIB. Setelah mengarungi langit pulau Jawa, Sumatera, dan laut di sekitarnya selama 1 jam 38 menit, pesawat GA 974 itu mendarat di bandara Changi, Singapura, pada pukul 00.40 waktu setempat. Penumpang diberi waktu untuk jalan-jalan di bandara Changi selama 45 menit.

Pada pukul 01.53 waktu setempat, pesawat kembali terbang, dan pada waktu itulah Munir mulai merasakan sakit di perutnya. Ia bolak-balik buang air ke toilet dan menyangka sakit maag-nya kambuh. Karena merasakan sakit yang dideritanya semakin parah, Munir meminta dipanggilkan dokter. Kebetulan, waktu itu ada seorang dokter bernama Dr. Tarmizi, yang ada di pesawat.

Dr. Tarmizi memeriksa keadaan Munir, dan berusaha menolong dengan obat serta peralatan seadanya. Namun ternyata Munir tak tertolong. Keesokan harinya, Munir telah meninggal dunia, empat puluh ribu kaki di atas tanah Rumania.

Otopsi yang dilakukan kepolisian Belanda menemukan jejak-jejak racun arsenik dalam tubuh Munir, yang juga dikonfirmasi oleh polisi Indonesia, dan kematian Munir pun diduga kuat karena pembunuhan. Namun, kasus itu masih kabur dan misterius.

Pada 20 Desember 2005, pengadilan menjatuhkan vonis hukuman 14 tahun penjara kepada Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot pesawat Garuda yang sedang cuti namun berada di pesawat yang ditumpangi Munir, dengan tuduhan menaruh arsenik di makanan Munir. Namun, siapa dalang pembunuhan itu tetap misterius.

Kini, hari kematian Munir, 7 September, diperingati oleh para aktivis HAM sebagai Hari Pembela HAM Indonesia.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 9118710748974501396

Posting Komentar

  1. Selamat datang mahasiswa UII.
    Terima kasih untuk kunjungannya. :)

    BalasHapus
  2. menarik,,,,,pilotnya gx ngaku pa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejauh ini sih beritanya sebatas itu. Si pilot (Pollycarpus) menjadi tertuduh pembunuhan. Entah dia memang pembunuhnya atau bukan, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

      Hapus

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item