Sejak Kapan Stainless Steel Digunakan di Dunia?

Perusahaan Silver Company of Mediren di Amerika memperkenalkan peralatan makan yang terbuat dari stainless steel pada tahun 1921. Sejak itu pula, peralatan makan ini populer di seluruh dunia, karena lebih mudah dibersihkan setelah digunakan, selain lebih awet, dan memiliki penampilan yang menarik. Di atas semuanya itu, stainless steel juga antikarat.  Stainless steel pertama kali dikembangkan oleh Harry Brearley pada 13 Agustus 1913. Baja tahan karat ini adalah senyawa besi yang mengandung sekitar 10,5% kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida kromium, di mana lapisan oksida tersebut menghalangi proses oksidasi besi (ferum).  Piranti stainless steel dapat bertahan dari serangan karat, berkat interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, kromium, mangan, silikon, karbon, dan sering kali nikel serta molibdenum dalam jumlah cukup banyak.  Elemen-elemen tersebut bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara, membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi, yaitu metal oksida dan hidroksida. Kromium, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi tersebut.   Keberadaan lapisan korosi yang tipis itulah yang mencegah proses korosi berikutnya, dengan berlaku sebagai dinding yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja sudah cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin, karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi itu lebih tipis dari panjang gelombang cahaya, sehingga tidak mungkin dilihat tanpa bantuan peralatan khusus.  Berbeda dengan stainless steel, permukaan besi biasa tidak dilindungi apa pun, sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus-menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi itu makin lama semakin tebal, dan lapisan itulah yang kemudian kita sebut ‘karat’. Stainless steel memiliki kemampuan antikarat, justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.  Hmm… ada yang mau menambahkan?
Ilustrasi/thomasnet.com
Perusahaan Silver Company of Mediren di Amerika memperkenalkan peralatan makan yang terbuat dari stainless steel pada tahun 1921. Sejak itu pula, peralatan makan ini populer di seluruh dunia, karena lebih mudah dibersihkan setelah digunakan, selain lebih awet, dan memiliki penampilan yang menarik. Di atas semuanya itu, stainless steel juga antikarat.

Stainless steel pertama kali dikembangkan oleh Harry Brearley pada 13 Agustus 1913. Baja tahan karat ini adalah senyawa besi yang mengandung sekitar 10,5% kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida kromium, di mana lapisan oksida tersebut menghalangi proses oksidasi besi (ferum).

Piranti stainless steel dapat bertahan dari serangan karat, berkat interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, kromium, mangan, silikon, karbon, dan sering kali nikel serta molibdenum dalam jumlah cukup banyak.

Elemen-elemen tersebut bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara, membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi, yaitu metal oksida dan hidroksida. Kromium, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi tersebut. 

Keberadaan lapisan korosi yang tipis itulah yang mencegah proses korosi berikutnya, dengan berlaku sebagai dinding yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja sudah cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin, karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi itu lebih tipis dari panjang gelombang cahaya, sehingga tidak mungkin dilihat tanpa bantuan peralatan khusus.

Berbeda dengan stainless steel, permukaan besi biasa tidak dilindungi apa pun, sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus-menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi itu makin lama semakin tebal, dan lapisan itulah yang kemudian kita sebut ‘karat’. Stainless steel memiliki kemampuan antikarat, justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Peristiwa 9127458992647404556

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item