Negara-negara Pembajak Software Terbesar di Dunia

 Negara-negara Pembajak Software Terbesar di Dunia
Ilustrasi/bbvaopen4u.com
Business Software Alliance (BSA) melakukan survei menyangkut penggunaan software bajakan di komputer. Hasilnya, Indonesia masuk sebagai salah satu negara yang paling banyak menggunakan software bajakan. Sebanyak 86 persen software yang dipakai di Indonesia merupakan hasil bajakan.

Dari survei yang dilakukan BSA kepada 518 responden pengguna komputer di Indonesia selama Februari sampai Maret 2012, terungkap bahwa 59 persen responden di Indonesia mengaku mendapatkan software secara ilegal (bajakan), 5 persen mengatakan selalu memperoleh software secara ilegal, 14 persen responden mengatakan sering melakukan (menggunakan software bajakan), 23 persen mengatakan melakukan pada saat tertentu atau kadang-kadang, sementara 17 persen sisanya mengaku hanya sekali mendapatkan dan menggunakan software secara ilegal.

Dari angka-angka yang diperoleh dalam survei itu, diperkirakan 86 persen komputer di Indonesia menggunakan software bajakan. Itu artinya 8 dari 10 program yang diinstal oleh pengguna komputer Indonesia merupakan software tanpa lisensi. Kenyataan itu pun menempatkan Indonesia sebagai salah satu “juara” dalam hal pembajakan software di dunia, khususnya di Asia Pasifik.

Dalam peringkat yang disusun oleh BSA, lima besar negara Asia Pasifik yang paling banyak menggunakan software bajakan adalah:
  1. Bangladesh, dengan tingkat pembajakan mencapai 90 persen.
  2. Indonesia, dengan tingkat pembajakan mencapai 86 persen.
  3. Pakistan, dengan tingkat pembajakan mencapai 86 persen.
  4. Thailand, dengan tingkat pembajakan mencapai 72 persen.
  5. Malaysia, dengan tingkat pembajakan mencapai 55 persen.
Sementara itu, berdasarkan data International Data Cooperation (IDC) yang dirilis pada April 2012, Indonesia menempati peringkat ke-11 sebagai pengguna software bajakan terbesar di dunia, dengan persentase yang sama, yaitu 86 persen.

Tingginya angka pembajakan itu sebenarnya tidak hanya merugikan pemilik lisensi software yang dibajak, namun juga berdampak negatif terhadap Indonesia sendiri, dan negara pembajak lainnya. Di antara kerugian itu adalah berkurangnya potensi penerimaan negara di sektor pajak, hilangnya peluang kerja, berkurangnya kreativitas membuat software sendiri, serta menurunnya daya saing bagi industri kreatif di Indonesia.

Muhammad Adri, Direktur Penyidikan Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, mengatakan bahwa pembajakan software berada pada taraf yang meresahkan. “Ini tidak saja menimbulkan kerugian finansial,” ujarnya, “tetapi juga menurunkan kreativitas, dan menurunkan kepercayaan dari negara-negara produsen.”

Dari 108 negara yang disurvei IDC, Georgia menjadi negara teratas dalam hal pembajakan software, dengan persentase mencapai 95 persen. Disusul Zimbabwe dengan 92 persen, kemudian Bangladesh 91 persen. Di sisi lain, Amerika Serikat tercatat sebagai negara yang tingkat pembajakannya paling rendah, dengan persentase 20 persen. Dalam data yang dirilis International Data Cooperation (IDC), berikut ini daftar negara-negara yang paling banyak menggunakan software bajakan di seluruh dunia:
  1. Gerogia, 95 persen.
  2. Zimbabwe, 92 persen.
  3. Bangladesh, 91 persen.
  4. Moldova, 91 persen.
  5. Armenia, 90 persen.
  6. Yaman, 90 persen.
  7. Sri Lanka, 89 persen.
  8. Azerbaijan, 88 persen.
  9. Libya, 88 persen.
  10. Belarus, 87 persen.
  11. Venezuela, 87 persen.
  12. Indonesia, 86 persen.
  13. Irak, 85 persen.
  14. Ukraina, 85 persen.
  15. Vietnam, 85 persen.
  16. Algeria, 84 persen.
  17. Pakistan, 84 persen.
  18. Paraguay, 82 persen.
  19. Nigeria, 82 persen.
  20. Kamerun, 80 persen.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 7184570136268955879

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item