Mengapa Bulan Menjauh dari Bumi, dan Apa Akibatnya?

Mengapa Bulan Menjauh dari Bumi, dan Apa Akibatnya?
Ilustrasi/science.com
Berdasarkan pengamatan para ilmuwan, jarak Bulan dengan Bumi terus menjauh. Setidaknya sekitar 3,8 centimeter per tahun. Bukan jarak yang lebar. Namun, dalam jutaan tahun, jarak itu akan mengalami kelipatan yang dampaknya sangat signifikan, dan Bulan akan semakin tampak kecil ketika disaksikan manusia dari Bumi.

Pertanyaannya, mengapa Bulan menjauh dari Bumi?

Takaho Miura, dari Universitas Hirosaki, Jepang, menjelaskan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics bahwa Bumi dan Bulan, termasuk Matahari, saling mendorong dirinya. Salah satu penyebabnya karena dipicu interaksi gaya pasang surut air laut.

Gaya pasang surut yang diakibatkan Bulan terhadap lautan di Bumi, ternyata berangsur-angsur memindahkan gaya rotasi Bumi ke gaya pergerakan orbit Bulan. Akibatnya, tiap tahun orbit Bulan menjauh. Sebaliknya, rotasi Bumi melambat 0,000017 detik per tahun.

Lalu apa yang sekiranya akan terjadi dari kenyataan itu?

Meski mungkin menjauhnya Bulan dari Bumi terdengar tidak berbahaya, sayangnya kenyataan yang akan terjadi justru bisa mengerikan. Fakta menjauhnya orbit Bulan akan menjadi ancaman, tidak hanya pada populasi manusia, tetapi juga pada kehidupan makhluk hidup lain di Bumi.

Dr. Jacques Laskar, astronom dari Paris Observatory, menjelaskan hal ini secara ringkas, saat ia mengatakan bahwa pergerakan Bulan berperan penting dalam menjaga stabilitas iklim dan suhu di Bumi.

Bulan adalah regulator iklim Bumi. Gaya gravitasinya menjaga Bumi tetap berevolusi mengelilingi Matahari, dengan sumbu rotasi 23 derajat. Jika gaya ini tidak ada, akibat semakin jauhnya Bulan dari Bumi, akibatnya suhu dan iklim Bumi akan kacau balau. Dalam kalimat Dr. Jacques Laskar, “Gurun Sahara bisa menjadi lautan es, sementara Antartika menjadi gurun pasir.”

Penelitian telah membuktikan bahwa pergerakan Bulan juga memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas makhluk hidup. Terumbu karang, misalnya, biasa berkembang biak, mengeluarkan spora, ketika air pasang yang disebabkan Bulan purnama tiba.

Sementara para ahli geologi meyakini bahwa menjauhnya Bulan dari Bumi akan berpengaruh pada aktivitas lempeng Bumi. Sebagian ahli telah lama menghubungkan kejadian sejumlah gempa dengan aktivitas Bulan. Geoff Chester, astronom yang bekerja di Pusat Pengamatan Angkatan Laut AS, menjelaskan, kekuatan itu pula yang menyebabkan laut pasang, dan ikut memicu terangkatnya kerak Bumi.

Jika kita pelajari, beberapa peristiwa gempa besar di Indonesia juga terkait dengan pergerakan Bulan. Gempa-tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (2004), Nabire (2004), Simeuleu (2005), dan Nias (2005), terjadi saat purnama. Gempa Mentawai (2005) dan Yogyakarta (2005), terjadi pada saat Bulan baru, dan posisi Bulan berada di selatan.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sains 5498358346367575469

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item