Apa Dampak Pemanasan Global bagi Bumi dan Manusia di Masa Depan?

Apa Dampak Pemanasan Global bagi Bumi dan Manusia di Masa Depan?
Ilustrasi/pusatpandang.com
Pemanasan global atau global warming telah menjadi isu lingkungan terbesar saat ini, sekaligus paling krusial, karena terkait dengan nasib bumi sebagai tempat tinggal manusia. Sayangnya, meski isu ini telah gencar disuarakan, upaya-upaya membenahinya tampak sangat sulit, selain juga hanya bisa dilakukan secara bertahap.

Terlepas kita percaya adanya pemanasan global atau tidak, nyatanya saat ini kita telah menghadapi dan mengalami dampaknya. Cuaca saat ini, khususnya pada musim kemarau, lebih panas dibanding sepuluh tahun lalu, misalnya. Sementara orang-orang yang tinggal di daerah pantai harus menghadapi banjir rob, yang disebabkan naiknya air laut.

Kita bisa mendaftar aneka dampak pemanasan global yang sudah terjadi saat ini, tapi dampak yang lebih mengerikan akan terjadi di masa depan... jika kita tidak juga melakukan upaya-upaya perbaikan lingkungan, serta mengubah gaya hidup kita yang merusak alam.

Apa yang sekiranya akan disaksikan dan dialami anak cucu kita di masa depan? Daftarnya bisa panjang sekali. Tetapi, berikut ini hal-hal yang hampir bisa dipastikan akan terjadi, jika pemanasan global tidak juga diatasi sejak dini.

Pertama, dalam dua puluh tahun mendatang, Great Barrier Reef akan lenyap.

Gugusan karang Great Barrier Reef adalah pesona laut yang ajaib. Tapi karang menakjubkan ini diprediksi akan lenyap dalam 20 tahun mendatang.

Para peneliti di Australian Institute of Marine Science menulis, “Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi. Sekali karbon dioksida (CO2) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang, dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis, dan beginilah kenyataannya.”

Kedua, hutan Amazon akan berubah menjadi gurun.

Amazon adalah hutan tropis terbesar di bumi, dengan jutaan spesies di dalamnya, dan menyimpan 1,5 persen cadangan air bersih dunia.

Tapi pemanasan global dan penggundulan hutan telah merusak sekaligus mengubah fungsi Amazon sebagai penyerap karbon, dan mengubah 30-60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Berdasarkan proyeksi para ilmuwan, Amazon akan lenyap pada tahun 2050, dan berubah menjadi gurun gersang.

Ketiga, Gurun Sahara akan menjadi padang hijau.

Dua belas ribu tahun yang lalu, Sahara adalah kawasan yang hijau. Namun perubahan iklim bumi mengubahnya sebagai padang gersang. Kini, gurun luas itu kembali menunjukkan tanda-tanda menghijau, akibat makin meningkatnya curah hujan di sana. Hujan ini mampu merevitalisasi wilayah gersangnya, sehingga menarik komunitas petani.

Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-model iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang mengubah Sahara menjadi padang rumput subur, seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.

Keempat, angin topan akan bertiup lebih dahsyat.

Badai Katrina, yang pernah menghantam Louisiana hingga menjadikan kota itu sangat berantakan, adalah badai berkategori 4. Di masa depan, seiring makin rusaknya iklim, pemanasan global akan mendatangkan badai yang lebih dahsyat, yang diperkirakan mencapai kategori 5.

Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat, dan model-model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan lebih dahsyat seiring naiknya temperatur lautan. Pemanasan global juga membuat badai lebih destruktif, dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir lebih besar di wilayah pesisir.

Kelima, London akan tenggelam pada tahun 2100.


Bukan hanya Jakarta yang terancam hilang dari peta, London dan New York juga diperkirakan akan tenggelam di masa depan. Kota-kota besar di wilayah pantai berisiko tenggelam, akibat naiknya permukaan laut.

Penelitian menyebut, pemanasan global akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat, dari yang diprediksi sebelumnya. London termasuk kota besar yang berisiko tinggi, dan kota ini diperkirakan akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.

Kelima, ukuran hewan-hewan akan menyusut.

Dalam 30 tahun terakhir, berdasarkan studi yang dilakukan, banyak spesies hewan yang mengalami penyusutan rata-rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya. Penelitian awal terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat domba-domba tidak menambah berat badannya, untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya.

Faktor seperti itu dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan, perubahan iklim bisa mengganggu rantai-rantai makanan, dan predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruh, karena menyusutnya mangsa.

Keenam, ribuan pulau di Indonesia akan hilang.

Dari 17.500 pulau yang ada di Indonesia, saat ini ada 24 pulau yang telah hilang. Seiring dampak pemanasan global serta penambangan liar dan aktivitas lain yang tidak mempedulikan lingkungan, diperkirakan 2.000 pulau kecil di kepulauan Indonesia akan hilang sebelum tahun 2030.

Ketujuh, kekacauan dunia yang memicu terorisme.

Pemanasan global mempengaruhi iklim, dan iklim mempengaruhi hasil pangan. Ketika pemanasan global makin tak terkendali, negara-negara miskin akan menjadi pihak awal yang akan menghadapi dampaknya. Kenyataan itu akan memicu migrasi, dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme serta kejahatan pada sesama.

Kondisi negara yang tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu, ditambah tekanan lain seperti terorisme, akan menyebabkan banyak orang meninggalkan negaranya. Itu belum memperhitungkan masalah lain yang mungkin terjadi akibat penolakan dari negara yang mereka datangi.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sains 8910976377605940659

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item