Kasus Pembunuhan di Basement yang Misterius

Ilustrasi/vanityfair.com
Keluarga Ramsey tinggal di Boulder, Colorado. Mereka sepasang suami istri—John Ramsey dan Patsy Ramsey—serta dua anak mereka, laki-laki dan perempuan, bernama Burke Rumsey (9 tahun) dan JonBenét Patricia Ramsey (6 tahun). 

Pada 26 Desember 1996, pagi hari, Patsy Ramsey menemukan surat yang tergeletak di anak tangga di dalam rumahnya. Surat itu berisi permintaan uang tebusan untuk anak perempuannya, JonBenét Patricia Ramsey. 

Usai membaca surat itu, Patsy segera berlari ke kamar JonBenét, dan mendapati kamar anak perempuannya kosong. Karenanya, dengan panik, Patsy segera menelepon polisi, dan melaporkan bahwa anak perempuannya telah diculik.

Polisi, yang mendapat laporan itu, segera datang ke rumah Patsy, dan melakukan penyelidikan, khususnya memeriksa surat yang ditemukan Pasty.

Sekitar tujuh jam kemudian, sementara polisi masih berusaha menyelidiki kasus penculikan itu, mayat JonBenét ditemukan oleh ayahnya, John Ramsey, di basement kediaman mereka sendiri. Saat ditemukan, JonBenét dalam keadaan tergeletak dengan mulut dilakban, sementara lehernya terlilit kabel.

Penemuan itu sangat mengejutkan, bahkan bagi polisi. Mereka sama sekali tidak terpikir untuk memeriksa rumah keluarga Ramsey, karena laporan yang mereka terima adalah kasus penculikan. Karenanya, mereka tidak terpikir bahwa JonBenèt sebenarnya berada di dalam rumah.

Sebelum kematiannya, JonBenét adalah salah satu peserta dalam kontes kecantikan, dan pernah memenangkan setidaknya lima kali kontes. Kematiannya yang tragis bisa jadi merupakan sebuah pembunuhan, dan itu pula yang disimpulkan pihak kepolisian yang menangani kasus itu.

Otopsi yang dilakukan pada jasad JonBenét menemukan bahwa gadis itu tewas karena pukulan pada kepalanya. Sementara pemeriksaan koroner menyebut bahwa JonBenét tewas karena kehabisan napas akibat tercekik. Yang mengerikan, kuas yang biasa dipakai Patsy untuk melukis, digunakan oleh pelaku pembunuhan itu untuk mengencangkan kabel yang dipakai mencekik leher JonBenét.

Pemeriksaan terhadap JonBenét juga menemukan adanya dua DNA asing yang terdapat pada baju tidur dan celana dalamnya. Kedua DNA tersebut diduga milik seseorang yang membunuhnya. Ketika DNA itu dibandingkan dengan database tersangka pelaku kekerasan milik FBI, tidak ditemukan satu pun kecocokan di antara 1,5 juta sampel.

Penyelidikan polisi juga menemukan dua pasang jejak kaki di tempat kejadian, juga gulungan tali di dekat kamar JonBenét. Namun, gulungan tali tersebut bukan milik keluarga Ramsey—atau setidaknya, itulah pengakuan mereka. 

Jika memang ada seseorang, atau dua orang, memasuki rumah kediaman Ramsey secara paksa, mereka melakukannya dengan sangat rapi. Pasalnya, tidak ada pintu atau jendela yang rusak, juga tidak ditemukan adanya jejak kaki di atas permukaan salju di luar rumah.

Keesokan harinya, pada 27 Desember, surat permintaan tebusan yang dikirim pelaku mulai diteliti secara intensif. Berikut sebagian isi surat tersebut:

Mr. Ramsey,

Listen carefully! We are a groups of individuals that represent a small foreign faction. We respect your business, but not the country that it serves.

The two gentlemen watching over your daughter do not particularly like you. So I advise you not to provoke them. Speaking to anyone about your situation, such as police or FBI, will result in your daughter being beheaded.

You can try to deceive us, but be warned that we are familiar with law enforcement countermeasures and tactics. You stand a 99% chance of killing your daughter if you try to outsmart us.

Follow our instructions and you stand a hundred percent chance of getting her back.

Di akhir surat, terdapat inisial “S.B.T.C”. Inisial itu masih menjadi misteri sampai saat ini. 

Yang agak aneh adalah jumlah uang tebusan yang diminta, sebesar $118.000. Itu merupakan jumlah uang yang hampir sama, yang diterima oleh John Ramsey, sebagai bonus dari tempat kerjanya tahun tersebut. Selain itu, fakta yang mencengangkan adalah surat tebusan itu ditulis dengan pulpen dan kertas yang berasal dari dalam rumah keluarga Ramsey. 

Berdasarkan kenyataan itu, artinya si pelaku memasuki rumah, mencari kertas dan pulpen, menulis surat tebusan, meletakkannya di anak tangga di dalam rumah, kemudian dengan alasan tertentu membunuh JonBenét. Dan semua itu terjadi ketika tiga anggota keluarga Ramsey sedang berada di dalam rumah!

Karena kenyataan yang janggal itu, sebagian pihak curiga kalau surat itu adalah kebohongan. Bisa jadi, orang tua JonBenét sendiri yang menulis surat itu. Fakta tersebut, jika dikombinasikan dengan kurangnya bukti adanya penyusup, membuat kecurigaan semakin terarah pada keluarga Ramsey sendiri.

Kenyataannya, polisi memang menjadikan tiga anggota keluarga Ramsey—suami istri dan anak laki-laki mereka—sebagai tersangka. Pada awal kasus ini diselidiki, mereka bertiga menjalani pemeriksaan yang sangat teliti. Mereka dicurigai atas keaslian surat tebusan yang muncul, dan sedikitnya bukti keberadaan penyusup.

Dalam sebuah acara televisi yang mengangkat kasus pembunuhan tersebut, seorang pakar kriminalitas menyatakan pendapatnya bahwa Patsy Ramsey bisa jadi secara tidak sengaja telah membunuh JonBenét. Atau kakak lelakinya, Burke Ramsey, yang secara tidak sengaja membunuh JonBenét. 

Lalu, dalam kepanikan, Patsy Ramsey menulis surat permintaan tebusan, agar seolah-olah JonBenét diculik, sementara waktu itu mereka menyimpan jasad JonBenét di basement rumah. Sayangnya, sebelum skenario itu berjalan lancar, John Ramsey menemukan jasad JonBenét.

Teori itu memang terdengar meyakinkan. Namun, teori itu terbentur pada sesuatu yang secara telak membantahnya. Dalam pemeriksaan otopsi, diketahui bahwa JonBenét masih hidup ketika ia sedang dicekik. Jadi teori “tidak sengaja membunuh” secara telak terbantah. Hal lain, yang juga membuat teori itu mentah, jejak DNA yang ditemukan pada pakaian dan celana dalam JonBenét bukan DNA Patsy Ramsey atau pun Burke Ramsey.

Analisa atas tulisan tangan pada surat permintaan tebusan juga membentur masalah. Polisi mengarahkan kecurigaan pada Patsy Ramsey sebagai pelaku yang menulis surat tersebut. Namun, bentuk tulisan Patsy Ramsey berbeda dengan bentuk tulisan yang ada di surat itu. Begitu pula bentuk tulisan John Ramsey atau Burke Ramsey, semuanya berbeda. 

Di atas semuanya itu, bukti-bukti DNA yang ditemukan di tempat kejadian secara resmi membebaskan mereka bertiga, karena tidak cocok dengan DNA mereka.

Setelah anggota keluarga Ramsey lolos dari kemungkinan sebagai pelaku, polisi pun mengembangkan penyelidikan pada kemungkinan orang di luar keluarga mereka. Penyelidikan polisi menemukan seorang pria bernama Bill McReynolds.

Bill McReynolds adalah sahabat dekat keluarga Ramsey, dan dia diketahui mengunjungi keluarga Ramsey, dua hari sebelum pembunuhan terjadi. Anak perempuan Bill McReynolds pernah diculik pada 1974, atau 22 tahun sebelum pembunuhan JonBenét. Sementara istri Bill McReynolds, yang berprofesi sebagai penulis, pernah menulis sebuah cerita yang mengisahkan seorang anak kecil yang dianiaya dan dibunuh di sebuah basement.

Latar belakang Bill McReynolds dan istrinya bisa jadi cocok dengan kemungkinan sebagai pelaku pembunuh JonBenét. Tetapi, kemungkinan itu langsung dibantah, bahkan oleh keluarga Ramsey sendiri. Bill sangat menyayangi JonBenét seperti menyayangi anaknya sendiri.

The Denver Post sempat menceritakan bagaimana kedekatan Bill dengan JonBenét. Pada suatu Natal, JonBenét pernah memberikan hadiah berupa glitter bagi Bill. Hadiah itu mungkin terlalu sederhana, atau bahkan konyol, tapi Bill menyimpan hadiah itu dengan penuh sayang. Bill sampai berpesan pada istrinya, jika kelak ia meninggal, agar glitter itu dicampurkan dengan abu jenazahnya. 

Bahkan bagi orang tua JonBenét, menuduh Bill sebagai pembunuh putri mereka adalah tuduhan kejam yang tak masuk akal.

Tersangka berikutnya, yang ada dalam catatan polisi, adalah Gary Oliva, laki-laki yang tinggal beberapa blok dari rumah keluarga Ramsey, ketika pembunuhan terjadi. Dia pernah berurusan dengan kepolisian atas tindak kriminalitas, termasuk kepemilikan obat terlarang, dan diketahui menyimpan foto JonBenét di dalam tasnya.

Yang lebih memberatkan, seorang teman sekolah Gary, bernama Michael Vail, mengungkapkan bahwa sehari setelah pembunuhan terjadi, Gary menghubunginya dan mengatakan, “Aku telah menyakiti seorang gadis kecil. Aku telah menyakiti seorang gadis kecil!”

Menurut Michael Vail, Gary juga mengungkapkan lokasi tempat dia menyakiti gadis kecil tersebut. Yaitu di Boulder, Colorado. “Kemudian Gary menutup teleponnya,” tutur Michael Vail.

Pengakuan itu menarik, jika benar. Karena, menurut catatan kepolisian, tidak ada gadis lain selain JonBenét yang dibunuh di Boulder, Colorado, pada malam itu. Michael Vail juga mengungkapkan bahwa metode pencekikan yang digunakan pada JonBenét diduga pernah digunakan Gary ketika berusaha mencekik ibunya dengan kabel telepon. 

Sekali lagi, semua itu seolah menempatkan Gary Oliva sebagai tersangka yang kuat, dan bisa jadi dia memang benar-benar membunuh JonBenét. Sayangnya, ketika dilakukan tes DNA, polisi mendapati bahwa DNA Gary Oliva berbeda dengan DNA yang mereka temukan di lokasi pembunuhan.

Jadi, kita mendapati sebuah kasus yang sangat aneh. Sebuah surat ditemukan di dalam rumah, berisi permintaan tebusan. Lalu seorang gadis ditemukan tewas terbunuh di basement rumahnya, dan ada orang-orang yang tampaknya meyakinkan sebagai pembunuhnya, namun tidak ada satu pun yang bisa dijerat karena tidak adanya bukti atau motif. Selain itu, DNA mereka tidak ada yang cocok dengan DNA yang terdapat pada pakaian atau celana dalam korban.

Terkait urusan DNA tersebut, stasiun televisi CBS pernah mengundang Dr. Henry Lee, seorang ahli DNA yang juga dikenal dalam kasus OJ. Simpson. Dr. Henry Lee diminta memberikan pandangannya terkait kasus pembunuhan JonBenét dan penemuan DNA asing yang tidak cocok dengan satu pun tersangka.

Dalam kasus pembunuhan JonBenét, Dr. Henry Lee juga diminta mempelajari DNA yang terdapat pada pakaian dan celana dalam korban. Pada acara televisi itu, ia menyatakan bahwa DNA yang terdapat pada celana dalam milik JonBenét bisa saja didapat dari pemindahan selama proses produksi. Dan hal itu bisa dibuktikan dengan sebungkus celana dalam yang belum dibuka, yang juga terdapat DNA asing di dalamnya.

Kemudian, acara tersebut menyimpulkan bahwa DNA yang terdapat di tempat kejadian merupakan sebuah kekeliruan. Itu berarti, satu dari keenam orang yang pernah dijadikan tersangka bisa jadi merupakan pelaku yang sebenarnya.

Pada akhirnya, tidak ada seorang pun yang tahu persis apa yang terjadi pada JonBenét Ramsey. Dan kasus itu tetap membingungkan.

Related

Misteri 1877365025718081759

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item