Negara-negara dengan Jam Kerja Terlama di Dunia

 Negara-negara dengan Jam Kerja Terlama di Dunia
Ilustras/guliveriokeliones.it
Jam kerja adalah waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan pada siang atau malam hari. Di Indonesia, jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur oleh Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja.

Ketentuan jam kerja tersebut diatur dalam 2 sistem, yaitu 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja, yaitu 40 jam dalam 1 minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur, sehingga pekerja berhak atas upah lembur.

Berbeda dengan Indonesia, beberapa negara di dunia memberlakukan jam kerja yang relatif lebih lama, bahkan ada yang sampai 10 jam per hari. Yang menyedihkan, berdasarkan data yang dihimpun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD), jam kerja sama sekali tak mempengaruhi pendapatan buruh di antara berbagai negara industri dunia.

Tenaga kerja di Meksiko, misalnya, diharuskan bekerja 519 jam lebih lama dari para pekerja di Amerika Serikat, tetapi pendapatan mereka justru kurang dari seperlima gaji buruh di AS. Berikut ini negara-negara yang memberlakukan jam kerja paling panjang di dunia, beserta penghasilan atau gaji rata-rata yang didapat per tahun.

Meksiko

Rata-rata pekerja di Meksiko menghabiskan waktu 45 jam per minggu untuk bekerja, atau 2.317 jam kerja per tahun. Dibanding negara-negara industri lain, jumlah jam kerja di Meksiko yang paling banyak. Sementara pendapatan per tahun yang diterima pekerja di sana sebesar US$ 9.885.

Jika dibandingkan dengan para pekerja di AS pada umumnya, para pekerja di Meksiko bekerja sekitar 519 jam lebih lama. Meski begitu, penghasilan yang mereka peroleh hanya sebesar seperlima dari rata-rata gaji pekerja di AS.

Meski memiliki jumlah jam kerja paling lama, Meksiko justru merupakan negara yang pekerja profesionalnya rata-rata berpendidikan rendah. Hanya sekitar sepertiga warga dewasanya (usia 25-64) yang memiliki pendidikan setara diploma.

Selain itu, terdapat kesenjangan antar gender di pasar tenaga kerja di sana, karena ada 78 persen pria yang memiliki pekerjaan, sementara hanya sekitar 43 persen wanita yang bekerja.

Chile

Sekitar 16 persen dari seluruh pekerja di Chile menghabiskan waktu bekerja lebih dari 50 jam per minggu, atau 2.102 jam per tahun. Jika dibandingkan dengan AS, dalam setahun masyarakat Chile bekerja selama 300 jam lebih lama. Namun, pendapatan rata-rata per tahun para pekerja di Chile hanya US$ 15.820.

Menurut data OECD, ketidaksetaraan sosial di negara ini merupakan yang terburuk di dunia industri. Sebanyak 20 persen populasi terkaya di Chile hidup dengan bayaran sekitar US$ 31 ribu per tahun setelah dipotong pajak, sementara 20 persen kelas bawah hanya menerima kurang dari US$ 2.400 per tahun.

Korea Selatan

Pola kerja di Korea Selatan masih sangat terikat dengan peran gender tradisional. Sekitar 75 persen dari seluruh pria di Korea memiliki pekerjaan, sementara hanya 53 persen wanita yang melakukan hal serupa.

Rata-rata pria di Korea menghabiskan sekitar 45 menit per hari untuk memasak, membersihkan rumah, atau mengasuh anak. Jumlah itu bisa dibilang lima kali lebih rendah daripada para wanitanya yang menghabiskan hingga 227 menit per hari untuk pekerjaan rumah tangga.

Di luar urusan rumah, rata-rata pria Korea menghabiskan waktu bekerja hingga 2.092 jam per tahun, dengan gaji rata-rata per tahun sebesar US$ 35.406.

Estonia

Mereka yang bekerja rata-rata menghabiskan waktu 40 jam per minggu atau 2.021 jam per tahun, dan jadwal kerjanya tidak fleksibel. Sementara rata-rata gaji mereka per tahun sebesar US$ 17.323.

Sekadar catatan, hanya ada 10 persen pegawai Estonia yang bekerja paruh waktu, dan kenyataan itu menjadikan para pekerja harian (penuh waktu) memiliki beban kerja lebih besar.

Rusia

Umumnya, jam kerja mingguan di Rusia berjumlah 40 jam, namun peraturan lembur membuat sebagian pekerja menghabiskan waktu lebih lama, bahkan lebih dari 50 jam. Artinya, para pekerja menghabiskan 28 hari kerja dalam sebulan, atau sekitar 2.002 jam kerja dalam setahun. Sementara penghasilan rata-rata mereka per tahun sebesar US$ 15.286.

Dibanding para pekerja di AS, para pekerja Rusia menghabiskan 200 jam lebih banyak, karena para pekerja paruh waktu di negara itu sangat sedikit—hanya sekitar 5 persen.

Polandia

Rata-rata para pekerja di Polandia menghabiskan 40 jam per minggu, namun sekitar 20 persen pekerja pria menghabiskan waktu lebih lama, yakni sampai 50 jam per minggu. Secara rata-rata, para pekerja di Polandia menghabiskan 1.893 jam kerja per tahun, dengan penghasilan sebesar US$ 20.069.

Selain itu, di Polandia juga terdapat para pekerja kontrak yang biasa mengerjakan proyek dengan kontrak jangka pendek.

Amerika Serikat

Mungkin terdengar mengherankan bahwa Amerika Serikat adalah satu-satunya negara maju yang tidak memberikan jaminan liburan setiap tahun. Undang-undang tenaga kerja di AS juga tidak menjamin para pekerjanya memperoleh tunjangan melahirkan atau rumah sakit, sebagaimana umumnya sejumlah negara di Eropa.

Empat dari lima pekerja di Amerika menghabiskan 35 jam per minggu untuk bekerja, atau sekitar 1.798 jam kerja dalam setahun. Sementara rata-rata gaji mereka sebesar US$ 54.450. Di industri tambang dan kayu, para pekerja di sana menghabiskan waktu lebih banyak, yakni sekitar 44 jam per minggu, dan merupakan jam kerja terpanjang di negara tersebut.

Hungaria

Sebagaimana umumnya negara di Eropa Tengah, pekerjaan paruh waktu sangat jarang ditemukan. Hal itu menjadikan beban kerja pada pekerja di sana menjadi sangat besar, hingga rata-rata bekerja antara 39-41 jam per minggu. Hanya sekitar 5 persen dari total pekerja di sana yang bekerja kurang dari 30 jam per minggu.

Pada 2002, Hungaria pernah mengajukan usul untuk memangkas waktu kerja resminya menjadi 38 jam per minggu. Namun usulan itu tidak pernah menjadi undang-undang resmi. Hingga sekarang, sekitar 71 persen pegawai Hungaria masih bekerja sekitar 1.797 jam per tahun, dengan penghasilan rata-rata sebesar US$ 19.437.

Jepang

Jepang telah terkenal sebagai negara yang memberlakukan jam kerja panjang, hingga rata-rata pekerja di sana bisa dibilang sangat produktif. Para pekerja di sana bekerja sekitar 1.765 sampai 1.910 jam per tahun, dengan penghasilan rata-rata sebesar US$ 35,143.

Slovakia

Tak jauh beda dengan Rusia, pekerja paruh waktu sangat jarang ditemukan di negara ini, sehingga beban kerja para pekerja harian di sana relatif berat dan memakan banyak waktu.

Hanya sekitar 4 persen dari pekerja di Slovakia yang menghabiskan waktu kurang dari 30 jam per minggu untuk bekerja. Selebihnya rata-rata menghabiskan 1.749 jam per tahun, dengan penghasilan rata-rata sebesar US$ 19.068.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 6345528893816252334

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item