Mengapa Kita Selalu Melihat Permukaan Bulan yang Sama?

Mengapa Kita Selalu Melihat Permukaan Bulan yang Sama?
Ilustrasi/kompas.com
Saat malam hari, Bulan di langit tampak jelas, khususnya saat bulan purnama. Yang aneh, kemana pun kita pergi, Bulan selalu terlihat. Orang yang ada di Bandung bisa melihat Bulan, sebagaimana orang di Kalimantan atau Sumatera juga bisa melihat Bulan yang sama. Bahkan, kita pergi kemana pun, sepertinya Bulan mengikuti langkah kita. Mengapa kita selalu bisa melihat Bulan?

Bulan selalu mengikuti kita kemana pun, karena ukurannya yang besar. Fenomena itu tak jauh beda dengan gunung. Jika kita melihat gunung di kejauhan, kita akan merasa gunung itu ikut berjalan bersama kita, atau kita masih terus dapat melihatnya.

Selain itu, kita juga selalu melihat permukaan Bulan yang sama, bahkan ketika berada di belahan Bumi mana pun.

Setidaknya ada dua penyebab untuk hal itu. Pertama, Bulan memiliki kala rotasi (perputaran Bulan pada porosnya) dan kala revolusi (perputaran Bulan mengelilingi Bumi) yang sama. Hal itu memaksa kita untuk melihat sisi Bulan yang sama.

Kedua, meski Bulan berbentuk bulat, namun Bumi memilik massa yang tidak sama pada sisi-sisinya. Karena Bulan masih dipengaruhi oleh gravitasi Bumi, maka kemungkinan sisi Bulan yang memiliki massa paling besar akan selalu menghadap ke Bumi, sehingga kita selalu melihatnya di manapun kita berada.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Astronomi 9095910928430933066

Posting Komentar

  1. apakah tanda berwarna hitam pada bulan?? jawabannya itulah bekas hapusan cahaya bulan sebab ketika bulan di ciptkaan oleh pencipta maka cahaya bulan sama terang dgn matahari maka untuk menjadikan tanda di malam hari maka di ambillah cahaya bulan 69 bagian dan di pindahkan ke matahari oleh malaikat jibril/gabriel dengan menggunakan sayap nya sehingga sampai saat ini anda bisa melihat bekas sayap itu pada tanda hitam pada bulan walaupun sains mengatakan itu kawah yg terjadi karena tumbukan meteor sampai detik ini tdk bisa di buktikan dgn ilmiah sisa bebatuan meteor yg jatuh di dataran bulan dan area yg tdk ada gaya gravitasi kecuali hanya 7 pesen kemana fosil batu meteor tsb??dan kalau cahaya bulan hasil dari pantulan dari matahari kenapa warna hitam itu tdk dapat di terangi oleh cahaya matahari padahal cahaya itu lebih cendurung berainar di tempat yg paling gelap lantas setiap kita melihat bulan sekitar bagian bulan saya yg bersinar semua ini tdk masuk logika dan teori kalau cahaya matahari memantulkan sinar ke bulan contoh kecil ambil bola lampu yg berwarna putih sambungkan ke listrik dan nyalakan dan sebagian bola lampu kita cat dgn warna hitam maka setelah itu kita nyalakan maka pasti yg terang hanya bahagian yg tdk terkena cat hitam sedang yg hitam itu tetap gelap kenapa?karena cahaya dari dalam dan sumber dari lampu tersebut bila lampu yg telah kita cat tsb kita matikan dan kita mengambil senter kita nyalakan dan kita sinari bola lampu itu dengan senter tsb maka bahagian yg hitam dan selainnya pasti ikut terang inilah jawabannya andaikan bulan bersinar dari cahaya matahari seperti senter menyinari bola lampu yg di cat hitam tersebut maka seluruh permukaan bulan baik yg berwarna hitam atau sekitarnya akan bercahaya semua tapi nyatanya sampai detik ini tdk pernah terjadi karena memang teori bulan mendapat cahaya dari matahari adalah teori salah total yg benar bulan memiliki cahaya sendiri sehingga warna hitam bekas hapusan jibril tsb tdk dapat mengeluarkan cahaya karna memang cahaya asalmula telah terhapus seperti bola lampu yg di cat hitam

    BalasHapus

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item