Kenapa Manusia Menyukai Aktivitas Bergosip?

Kenapa Manusia Menyukai Aktivitas Bergosip?
Ilustrasi/womantalk.com
Bergosip, menggunjing, atau apa pun sebutannya, adalah aktivitas membicarakan orang lain di belakang punggungnya. Ini kebiasaan yang hampir selalu dilakukan banyak orang setiap hari, khususnya yang biasa berinteraksi sosial dengan orang lain. Kapan pun manusia intens berkomunikasi dengan sesamanya, hampir bisa dipastikan di dalamnya ada aktivitas gosip.

Sebenarnya, gosip tidak hanya merujuk pada pembicaraan yang buruk mengenai orang lain. Topik pembicaraan yang netral atau bahkan positif pun sebenarnya tetap masuk kategori gosip, ketika dilakukan oleh dua orang atau lebih, sementara orang yang dibicarakan tidak ada bersama mereka.

Ada tetangga beli motor baru, jadi bahan gosip. Ada teman putus dengan pacar, jadi bahan gosip. Ada rekan kerja yang menjalin hubungan, jadi bahan gosip. Si Anu akan menikah, jadi bahan gosip. Si Ani punya anak, jadi bahan gosip. Si Ana cerai dengan pasangannya, jadi bahan gosip. Tampaknya, apa pun di muka bumi—selama terkait dengan manusia—bisa menjadi bahan gosip.

Para ilmuwan di University of California-Riverside pernah melakukan penelitian mengenai perilaku ini, yang hasilnya terbit di jurnal Social Psychological and Personality Science. Dalam penelitian mereka, rata-rata orang menghabiskan waktu sekitar 52 menit (hampir 1 jam) per hari untuk terlibat dalam gosip.

Bagaimana manusia bisa mengenal gosip, dan menjadikannya sebagai salah satu kebiasaan yang dilakukan jutaan orang setiap hari?

Pada dasarnya, manusia memang makhluk sosial. Karena makhluk sosial, manusia pun bergantung pada orang-orang di sekitar untuk berkembang sekaligus bertahan hidup. Ini warisan dari zaman kuno, ketika nenek moyang kita masih tinggal di gua-gua. Di masa lalu, gosip mereka mungkin, “Di sana ada macan!” Lalu para tetangga masuk ke gua masing-masing agar selamat.

Dari waktu ke waktu, konsep gosip berubah, meski tetap menjadi bagian dari sifat dasar manusia untuk bertahan hidup. Mereka butuh bertukar informasi mengenai orang-orang di sekitar, untuk mengetahui lebih lanjut kepribadian mereka.

Selain itu, aktivitas bergosip mendekatkan orang per orang. Karena itulah, kebanyakan orang lebih suka bergosip—membicarakan orang yang tidak ada bersama mereka—daripada mengonfirmasi langsung ke orang yang mereka bicarakan.

Berdasarkan penelitian, aktivitas bergosip tidak hanya memungkinkan orang-orang saling bertukar informasi dan saling mendekatkan diri, namun juga mengurangi tingkat keegoisan para anggotanya. Ya meski ada sisi negatif yang kadang mengikuti aktivitas bergosip mereka.

Berdasarkan penelitian pula, aktivitas bergosip tidak hanya dilakukan kaum wanita—sebagaimana yang mungkin selama ini kita kira—tapi juga dilakukan oleh kaum pria.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Studi 6195085979563634120

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item