Benarkah Mencintai Pekerjaan adalah Kunci Kesuksesan?

Benarkah Mencintai Pekerjaan adalah Kunci Kesuksesan? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/dictio.id
Kita sering diberi tahu bahwa salah satu kunci sukses adalah mencintai pekerjaan. Pertanyaannya, bagaimana kalau kita kebetulan mencintai suatu pekerjaan, namun pekerjaan itu tidak memiliki prospek bagus? Menjadi pemulung, misalnya?

Pemulung, seperti kita tahu, adalah orang yang mencari dan mengais barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan, biasanya di tempat pembuangan sampah. Mereka lekat dengan hal-hal kotor, mengaduk-aduk sampah, untuk mencari apa saja yang dianggap berharga untuk dijual dan menghasilkan uang. Jika orang kebetulan mencintai pekerjaan semacam itu, mungkinkah pekerjaan itu memberinya kesuksesan?

Di New York, AS, ada seorang wanita bernama Lisa Fiekowski, yang sehari-hari menjalani pekerjaan sebagai pemulung. Ia pergi ke sana kemari, menyusuri jalanan, mengais sampah, mencari dan mengumpulkan barang-barang buangan, termasuk kaleng bekas, botol bekas, dan apa saja yang masih ia anggap berharga.

Sekilas, Lisa Fiekowski tampak seperti pemulung lain, dengan pakaian kusam, tampak kotor, pendeknya seperti orang-orang yang menjalani hidup susah. Tetapi, sebenarnya, dia seorang miliuner, dan tinggal di kawasan elit New York.

Sebelum menjadi pemulung, Lisa Fiekowski pernah bekerja sebagai marketing analyst dan pialang saham. Dia juga punya suami yang memiliki pekerjaan terhormat, dengan penghasilan tinggi. Sementara orang tuanya juga berasal dari kalangan berada.

Saat ini, Lisa Fiekowski diketahui memiliki 4 properti di New York, yang jika digabung nilainya mencapai US$8 juta atau sekitar Rp116 miliar. Salah satu properti itu berupa apartemen mewah yang ia huni bersama suami.

Lalu mengapa Lisa Fiekowski masih harus memulung barang bekas setiap hari?

Dia menganggap aktivitas itu sebagai passion, hingga rela meninggalkan pekerjaan sebelumnya yang jelas lebih terhormat. Harta dan kekayaannya tentu berasal dari pekerjaannya sebagai marketing analyst dan pialang saham. Tapi itu tidak memberinya kebahagiaan, karena pekerjaan yang dicintainya adalah menjadi pemulung.

Alasannya menyukai aktivitas memulung juga terdengar sederhana, yakni karena aktivitas itu membuat tubuhnya banyak bergerak, mirip olahraga, dan itu memberinya kebahagiaan. Dia bisa santai jalan kaki, bertemu tetangga dan mengobrol, sekaligus membersihkan area sekitar dari sampah.

Berapa penghasilannya dari memulung? Lisa Fiekowski menghabiskan sekitar 4 sampai 5 jam setiap hari untuk memulung, dan ia bisa menghasilkan US$20 sampai US$30 (Rp290 ribu - Rp430 ribu) dari barang-barang bekas yang ia kumpulkan.

Barang-barang yang ia peroleh dari aktivitas memulung juga tidak semuanya ia jual. Sebagian barang yang menurutnya menarik, ia simpan untuk koleksi pribadi. Salah satu properti mewahnya bahkan digunakan untuk menampung barang bekas dari jalanan New York. Koleksinya tidak sedikit, karena dia telah menjalani pekerjaan memulung bertahun-tahun.

Sebenarnya, keluarga Lisa Fiekowski tidak setuju dengan aktivitas wanita tersebut. Namun dia santai menghadapi ketidaksetujuan itu, dan tetap asyik memulung setiap hari.

"Keluarga saya berpikir ini sangat buruk, tapi saya pikir ini lucu," katanya, dalam sebuah wawancara.

Jadi, kita diberi tahu bahwa salah satu kunci sukses adalah mencintai pekerjaan. Jika pekerjaan yang kebetulan kita cintai adalah memulung... mungkinkah pekerjaan itu memberi kesuksesan?

Jawabannya, kita tahu, tergantung bagaimana mendefinisikan kesuksesan.

Related

Umum 7412111007627955302

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item