Apa Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi?

Ilustrasi/suara.com
Mahasiswa S1 pasti mengenal skripsi, karena salah satu syarat kelulusan kuliah S1 adalah pembuatan skripsi. Skripsi adalah kesempatan [atau ujian] yang diberikan pada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia mampu berpikir ilmiah dan menerapkannya untuk mendapat pengetahuan, serta melaporkannya secara tertulis.

Jika lulus S1 dan melanjutkan kuliah ke S2, mahasiswa juga akan menghadapi ujian serupa, yang disebut tesis. Sama seperti skripsi, tesis juga menjadi salah satu syarat untuk lulus kuliah S2. Tesis adalah sarana untuk menunjukkan bahwa seorang mahasiswa dapat membuat suatu sintesis baru atau penerapan atas suatu pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara tertulis. Ini yang membedakan tesis dengan skripsi, yang tidak menuntut adanya sintesis atau penemuan baru.

Sudah lulus S2 dan ingin kuliah lagi? Kita bisa melanjutkan kuliah S3. Ketika akan lulus, kita akan diminta membuat disertasi. Jika skripsi adalah sarana untuk menunjukkan bahwa kita mampu berpikir ilmiah, dan tesis adalah sarana untuk menunjukkan bahwa kita mampu menerapkan pemikiran ilmiah itu, bagaimana dengan disertasi?

Disertasi adalah sarana untuk membuktikan bahwa mahasiswa memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di bidang ilmunya, dan mampu memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu melalui penemuan baru yang orisinal, yang ia laporkan secara tertulis. 

Skripsi bagi mahasiswa S1 adalah sarana latihan untuk berpikir ilmiah dan melakukan penelitian secara objektif. Karena baru pertama kali melakukan penelitian, mahasiswa S1 masih sangat butuh bimbingan dosen, agar tidak melakukan kesalahan fatal yang menyebabkan harus mengulang. Kalau dosenmu suka mencorat-coret tulisan di halaman skripsimu, ya memang itulah tugasnya. Semakin banyak kesalahan [ilmiah] yang kamu lakukan, biasanya dosenmu akan semakin banyak bikin coretan.

Kelak, saat membuat tesis, bimbingan dosen tidak lagi sebanyak yang kita terima saat membuat skripsi. Karena tesis merupakan sarana peningkatan kemampuan mahasiswa dalam meneliti, dan mahasiswa diharapkan sudah mampu meneliti dengan bimbingan yang minimal dari dosen. Sementara disertasi pada mahasiswa S3 adalah pembuktian kemampuan mahasiswa dalam meneliti secara mandiri. 

Jadi, apa perbedaan penting antara skripsi, tesis, dan disertasi?

Skripsi hanya menjawab “Apa”. Tesis menjawab “Apa dan Mengapa”. Sementara disertasi menjawab “Apa, Mengapa, dan Bagaimana”.

Mari ambil contoh, misalnya, penelitian mengenai video games yang dapat meningkatkan kecerdasan pemainnya.

Skripsi hanya menjawab pertanyaan, “Apakah video games meningkatkan kecerdasan pemainnya?”

Tesis menjawab pertanyaan, “Apakah video games meningkatkan kecerdasan pemainnya?”, dan, jika benar, “Mengapa video games bisa meningkatkan kecerdasan pemainnya?”

Sementara disertasi menjawab tiga pertanyaan, “Apakah video games meningkatkan kecerdasan pemainnya?”, dan, jika benar, “Mengapa video games bisa meningkatkan kecerdasan pemainnya?”, dan, akhirnya, “Bagaimana cara atau mekanisme video games meningkatkan kecerdasan pemainnya?”

Sedikit catatan yang mungkin berguna untuk mahasiswa yang saat ini sedang mengerjakan skripsi: 

Kadang-kadang, dosen pembimbing “lupa” definisi skripsi, dan tanpa sadar meminta atau menuntut mahasiswa bimbingannya agar melakukan penelitian lebih dari seharusnya. Bisa jadi, itu murni ketidaktahuan, karena, dari pengalamannya dulu saat jadi mahasiswa, dia juga menghadapi hal semacam itu dari dosen pembimbingnya, dan kini menerapkan hal sama pada mahasiswa bimbingannya.

Seperti yang disebut tadi, skripsi hanya menjawab “Apa”. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa S1 tidak berkewajiban menjelaskan “Mengapa” dan “Bagaimana”, karena itu urusan mahasiswa S2 dan S3 di strata pendidikan selanjutnya. Kadang-kadang, dosen pembimbing “lupa” hal itu, dan meminta mahasiswa S1 bimbingannya untuk menjawab “Mengapa” selain “Apa”.

Jika kamu mengalami hal semacam itu, kamu bisa menyampaikan pertimbangan mengenai definisi skripsi, dan meminta pengertian dosen pembimbingmu bahwa tugasmu hanya menjawab “Apa” terkait subjek penelitianmu. 

Bagaimana kalau dosen pembimbingmu tetap kukuh memintamu menjelaskan hal di luar kapasitas skripsi? Kamu bisa mempertimbangkan untuk meminta dosen pembimbingmu diganti.

Bagaimana pun, dosen tidak dibenarkan memaksa mahasiswa di luar ketentuan atau kesepakatan yang berlaku. Jika menginginkan data yang lebih akurat dan lebih banyak untuk menjawab suatu permasalahan, dosen bisa membuat penelitian sendiri.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Pendidikan 8597325829201189321

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item