Bagaimana Hooded Pitohui Bisa Mengandung Racun?

Ilustrasi/boombastis.com
Hooded pitohui dapat ditemukan di New Guinea. Mereka memiliki mekanisme pertahanan diri yang sederhana tapi mematikan—mereka beracun.

Sebenarnya, burung ini tidak beracun. Namun, mereka sengaja memakan beberapa jenis kumbang yang mengandung neurotoxin kuat atau yang mengandung alkaloid yang dikenal sebagai batrachotoxin (racun yang juga ditemukan pada kulit katak beracun Amerika Selatan).

Dengan memakan kumbang beracun tersebut, burung itu pun menjadi burung beracun. Racun itu kemudian terdapat pada bulu dan kulitnya. Sebegitu beracun, hingga para penduduk setempat menyebutnya sebagai “burung sampah”, karena kadar racun mereka menjadikan burung-burung itu tidak mungkin dimakan, kecuali kulit dan bulu mereka dicabuti.

Bukti kuatnya racun yang dimiliki burung itu telah dibuktikan para ilmuwan yang menelitinya. Menyentuh burung itu dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, kulit terbakar, dan bersin-bersin. Memakan burung itu tentu jauh lebih berbahaya—dan karena itulah burung ini selamat dari para predator yang mengancamnya.

Untuk memperingatkan sifat beracunnya, burung itu memiliki warna terang oranye dan warna hitam, yang memungkinkan calon predator untuk mengenalinya. Selain menggunakan racun itu untuk menyelamatkan diri, hooded pitohui juga menggosok-gosokkan racunnya pada telur-telur mereka, untuk melindungi telur-telur itu dari para predator.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Fauna 8316494182156882205

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item