Jika Saya Tidak Dilahirkan, Dimanakah Saya Sekarang?

Ilustrasi/pixabay.com
Pertanyaan ini menarik, memicu kita untuk berpikir dan berspekulasi, tapi pertanyaan itu sebenarnya salah. Karena, secara ilmiah, kita tidak mungkin bisa mempertanyakan di mana kita sekarang, jika kita tidak dilahirkan ke dunia ini. Dengan kata lain, kita bisa mengajukan pertanyaan itu karena kita ada sebagai individu, hingga bisa mempertanyakan di mana kita andai tidak dilahirkan. Masalahnya, jika kita tidak dilahirkan, bagaimana kita bisa mempertanyakannya?

Karenanya, pertanyaan “jika saya tidak dilahirkan, dimanakah saya sekarang?” itu sudah salah sejak dalam konsep. Karenanya pula, secara ilmiah, tidak mungkin untuk menjawab pertanyaan itu, karena kamu tidak akan ada untuk mempertanyakan keberadaanmu.

Keberadaanmu, dan keberadaan orang per orang, bergantung pada proses biologis dan genetik yang membentuk identitasmu sebagai individu. Jadi, jika kamu tidak lahir ke dunia ini, kamu tidak akan ada untuk bertanya di mana kamu berada saat ini.

Tetapi, jika kita menganggap pertanyaan itu secara filosofis atau spekulatif, maka ada beberapa kemungkinan jawaban yang dapat digunakan. Satu kemungkinan adalah bahwa jika kamu tidak lahir ke dunia ini, kamu mungkin ada di tempat lain sebagai makhluk hidup [entah apa], atau bahkan [mungkin] sebagai objek mati. Namun, tanpa data konkret, kita tidak dapat mengatakan dengan pasti di mana kamu mungkin berada.

Untuk memahami lebih lanjut kemungkinan jawaban ini, kita perlu mempertimbangkan beberapa konsep filosofis tentang keberadaan dan identitas. Konsep pertama yang perlu dipertimbangkan adalah ide bahwa keberadaan individu ditentukan oleh keterlibatan dalam suatu lingkungan atau konteks. Dalam hal ini, jika kamu tidak lahir ke dunia, maka kamu tidak akan ada di lingkungan atau konteks tersebut, dan, karena itu, keberadaanmu tidak akan ada. 

Konsep kedua adalah ide bahwa identitas seseorang terbentuk oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, termasuk interaksi sosial dan pengalaman hidup. Jadi, jika kamu tidak lahir ke dunia ini, maka identitasmu tidak akan terbentuk dengan cara yang sama, dan kamu mungkin tidak memiliki keberadaan atau identitas yang sama dengan apa yang kita ketahui sekarang.

Dalam konteks ini, pertanyaan “dimana saya berada sekarang?” tidak berarti apa-apa tanpa lingkungan atau konteks spesifik untuk menjadi referensi. 

Kita perlu mengidentifikasi konteks atau lingkungan yang sesuai untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini. Misalnya, jika kamu mempertimbangkan konteks alam semesta, kamu mungkin akan mempertimbangkan kemungkinanmu sebagai bagian dari alam semesta itu sendiri, seperti bintang, planet, atau bahkan partikel. Namun, ini hanya spekulasi yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Karena itu, sebagai makhluk hidup (manusia) yang hidup di dunia ini, lebih baik kita fokus pada keberadaan kita saat ini dan masa depan, daripada memikirkan hal-hal yang tidak dapat diubah dari masa lalu, seperti andai kita tidak dilahirkan. Meskipun pertanyaan seperti ini dapat menjadi bahan untuk spekulasi atau refleksi filosofis, tapi tidak memberikan nilai praktis atau signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai manusia, kita memiliki kendali atas pilihan dan tindakan kita saat ini dan masa depan. Kita dapat memilih jalur hidup yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan yang ingin kita capai, tanpa harus memikirkan keberadaan kita jika kita tidak lahir ke dunia ini. Fokus pada apa yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki hidup kita dan lingkungan sekitar, jauh lebih bermanfaat daripada memikirkan hal-hal yang tidak dapat diubah dari masa lalu, atau spekulasi tentang kemungkinan yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Filsafat 1488490792514131610

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item