Mengapa Daun Kiambang Anti-Air, Padahal Hidup di Air?

Ilustrasi/greeneration.org
Meskipun kiambang hidup di air, daunnya memiliki sifat anti-air karena memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan tanaman ini untuk tetap mengambang di atas permukaan air dan menjaga daunnya tetap kering.

Daun kiambang dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang disebut trichome. Trichome ini memiliki permukaan yang kasar dan struktur mikroskopik yang khusus, sehingga mampu menahan tetesan air di atas daun, dan membuat air tidak menyebar dengan mudah pada permukaan daun. 

Akibatnya, tetesan air di atas daun kiambang berbentuk bulat dan mudah terlepas dari permukaan daun, sehingga daun tetap kering dan terhindar dari pembusukan atau gangguan penyakit yang biasanya disebabkan oleh kelembapan yang berlebihan.

Sifat anti-air pada daun kiambang sebenarnya juga merupakan contoh dari efek "lotus" pada tumbuhan, yang ditemukan pada kelopak bunga teratai atau lotus. Efek "lotus" ini membuat permukaan daun atau kelopak bunga jadi sangat hidrofobik atau anti-air, sehingga air mudah terlepas dari permukaan dan tidak menempel pada daun atau kelopak bunga.

Dalam lingkungan perairan, sifat anti-air pada daun kiambang memungkinkan tanaman ini untuk tetap mengambang di atas air, dan mengumpulkan nutrisi dari air, tanpa terendam air yang terlalu dalam. 

Selain itu, sifat anti-air pada daun kiambang juga membantu mengurangi permukaan yang tersedia bagi lumut atau ganggang untuk menempel, sehingga dapat meminimalkan risiko tumbuhnya lumut atau ganggang pada permukaan daun kiambang.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Flora 8893507848121688595

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item