Apa Itu Lahar Dingin, dan Bagaimana Terbentuknya?

Ilustrasi/tempo.co
Lahar dingin, juga dikenal sebagai lahar kering atau lahar awan, adalah fenomena alam yang terjadi selama letusan gunung berapi. Meskipun disebut "lahar dingin", suhu lahar ini sebenarnya sangat tinggi. Istilah "dingin" mengacu pada fakta bahwa lahar ini tidak mengandung air dalam jumlah besar seperti lahar biasa.

Lahar dingin terbentuk ketika letusan gunung berapi melepaskan material vulkanik dalam jumlah besar. Material ini dapat berupa abu vulkanik, batuan, piroklastik (fragmen vulkanik yang terlempar), dan gas vulkanik. Ketika material-material ini dilepaskan ke atmosfer, mereka membentuk awan panas yang bergerak dengan kecepatan tinggi di sepanjang lereng gunung berapi.

Perbedaan utama antara lahar dingin dan lahar biasa adalah adanya kandungan air. Lahar biasa terbentuk ketika material vulkanik bercampur dengan air, seperti salju atau es di puncak gunung berapi atau danau es di sekitarnya. Air ini berperan sebagai agen pengikat yang membuat lahar jadi seperti lumpur cair. Namun, dalam kasus lahar dingin, material-material vulkanik yang dilepaskan tidak memiliki sumber air yang cukup, sehingga lahar ini memiliki konsistensi yang lebih padat dan mengalir dengan kecepatan tinggi.

Lahar dingin dapat sangat berbahaya dan merusak, karena kecepatan dan kekuatannya. Meskipun tidak mengandung air dalam jumlah besar, lahar dingin masih bisa mencapai suhu yang sangat tinggi karena terdiri dari material vulkanik yang baru melepaskan energi panas saat letusan gunung berapi. Ketika lahar dingin mengalir dengan kecepatan tinggi, ia dapat merusak segala sesuatu yang ada di jalurnya, termasuk bangunan, tanaman, dan kehidupan manusia serta hewan.

Salah satu contoh terkenal lahar dingin adalah letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada 1991. Letusan ini menghasilkan lahar dingin yang bergerak dengan kecepatan hingga 100 kilometer per jam, dan menewaskan ribuan orang serta merusak ribuan hektar lahan pertanian.

Upaya pencegahan dan mitigasi terhadap lahar dingin melibatkan pemantauan gunung berapi yang aktif dan penggunaan sistem peringatan dini. Dengan menggunakan teknologi seperti seismometer, GPS, dan penginderaan jarak jauh, para ilmuwan dapat mendeteksi tanda-tanda awal aktivitas gunung berapi dan memperingatkan masyarakat yang tinggal di daerah yang berisiko. 

Selain itu, pembangunan tanggul atau parit pengalihan juga dapat membantu mengalihkan arus lahar dan mengurangi dampaknya.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Nature 7775209263605197621

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item