Kapan dan Mengapa Terjadi Perang Salib Keempat?

Ilustrasi/grid.id
Perang Salib Keempat terjadi antara tahun 1202 hingga 1204 Masehi. Konflik ini memiliki karakteristik yang berbeda dari perang salib sebelumnya karena mengalami pergeseran tujuan dan kepentingan politik yang kompleks. Perang Salib Keempat pada akhirnya tidak mencapai tujuan awalnya untuk merebut kembali Yerusalem, melainkan berakhir dengan penyerbuan dan penjarahan Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium.

Perang Salib Keempat dipicu oleh ketidakstabilan politik dan perselisihan kekuasaan di Timur Tengah. Pada saat itu, Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) sedang dalam kondisi lemah dan terpecah-belah akibat pertempuran internal antara kaisar dan bangsawan. Situasi ini dimanfaatkan oleh para pemimpin salib, terutama para pedagang Venesia, yang memiliki kepentingan ekonomi dan politik di wilayah Bizantium.

Pada tahun 1202, pasukan salib yang dipimpin oleh para bangsawan Eropa Barat, terutama dari Prancis dan Venesia, berangkat menuju Timur Tengah. Namun, mereka menghadapi kendala finansial yang besar. Venesia, sebagai kekuatan maritim yang kuat, menawarkan untuk membantu pasukan salib dengan persediaan dan transportasi, tetapi dengan syarat bahwa pasukan salib akan membantu Venesia merebut kota Zara (sekarang Zadar) yang memberontak terhadap Venesia.

Pasukan salib awalnya menargetkan Zara pada tahun 1202 dan berhasil merebut kota tersebut. Namun, tindakan ini menimbulkan kontroversi di kalangan pasukan salib, karena mereka melanggar sumpah mereka untuk tidak menyerang kota-kota Kristen. 

Selanjutnya, pasukan salib menerima tawaran dari pewaris takhta Bizantium, Alexios IV Angelos, yang berjanji untuk membayar pasukan salib dan membantu mereka merebut kembali Yerusalem jika mereka membantunya merebut takhta Bizantium dari ayahnya yang sah, Alexios III.

Pasukan salib menyetujui tawaran Alexios IV, dan pada tahun 1203 mereka menyerbu Konstantinopel. Alexios III melarikan diri, dan Alexios IV menjadi kaisar Bizantium. Namun, situasi di Konstantinopel jadi kacau dan tidak stabil. Kaisar baru tersebut tidak mampu memenuhi janjinya kepada pasukan salib, dan, pada tahun 1204, para pasukan salib melakukan penyerbuan brutal terhadap Konstantinopel.

Penyerbuan tersebut mengakibatkan penjarahan, pembunuhan, dan penghancuran yang meluas di kota tersebut. Banyak harta karun, seni, dan artefak bersejarah Bizantium dirampas dan dibawa kembali ke Eropa Barat. Selain itu, Kekaisaran Bizantium terpecah menjadi negara-negara Latin kecil, dan pendirian Kekaisaran Latin Konstantinopel di bawah kepemimpinan orang-orang Barat.

Perang Salib Keempat menunjukkan bagaimana ambisi politik dan kepentingan ekonomi dapat mengubah tujuan awal perang salib. Konflik ini juga mencerminkan persaingan dan ketegangan antara kelompok Kristen Eropa, terutama antara bangsawan Prancis dan pedagang Venesia. 

Penyerbuan terhadap Konstantinopel dan pendirian Kekaisaran Latin Konstantinopel mempengaruhi politik dan budaya di wilayah tersebut, serta menciptakan ketegangan antara Timur dan Barat yang berlangsung selama berabad-abad.

Akibat dari Perang Salib Keempat, hubungan antara Eropa Barat dan Timur Tengah semakin tegang, dan perang salib selanjutnya semakin terfokus pada perselisihan antara kelompok Kristen sendiri daripada perang melawan Muslim. Perang Salib Keempat juga menghancurkan hubungan antara Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur, yang sebelumnya memiliki ikatan agama dan budaya yang kuat.

Hmm... ada yang mau menambahkan? 

Related

Sejarah 5482466676579170813

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item