Mengapa Thabit Ibn Qurra Dijuluki Kafir Ateis?

Ilustrasi/islampos.com
Thabit Ibn Qurra, ilmuwan dan matematikawan yang hidup pada abad ke-9, sering disebut sebagai Sabian dan kadang-kadang dijuluki sebagai kafir atau ateis. Julukan itu tidak hanya mencerminkan pandangan orang-orang pada zamannya terhadap keyakinan dan praktiknya, tetapi juga menunjukkan bagaimana pemikiran rasional dan ilmiah sering kali dianggap bertentangan dengan dogma agama yang dominan.

Salah satu alasan Thabit Ibn Qurra dianggap kafir atau ateis karena latar belakangnya sebagai anggota komunitas Sabian. Sabian adalah kelompok yang dianggap berada di luar dua tradisi besar, yaitu Islam dan Kristen. Mereka memiliki kepercayaan dan praktik unik, yang sering kali dipandang sebagai penyimpangan oleh masyarakat yang lebih ortodoks. Dalam konteks ini, Thabit dianggap sosok yang tidak sepenuhnya berpegang pada ajaran agama yang diterima secara umum, yang membuatnya dicap sebagai kafir oleh para ulama dan pemimpin agama.

Selain itu, Thabit Ibn Qurra dikenal karena pendekatannya yang rasional dan filosofis dalam memahami dunia. Ia banyak terlibat dalam penerjemahan dan pengembangan karya-karya ilmiah dari tradisi Yunani, termasuk karya-karya Aristoteles dan Ptolemaios. 

Melalui karyanya, ia berusaha mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan pemikiran filosofis, yang sering kali bertentangan dengan pandangan teologis yang dominan pada masanya. Pendekatan ini membuatnya terasing dari komunitas religius yang lebih konservatif, yang menganggap bahwa pemikiran rasional dapat merusak iman dan keyakinan.

Thabit juga mengemukakan ide-ide yang sangat progresif untuk zamannya, termasuk konsep tentang gerakan planet dan teori optik. Karyanya dalam matematika dan astronomi menunjukkan bahwa ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang alam semesta, yang didasarkan pada pengamatan dan analisis, bukan pada dogma. Dengan demikian, ia menantang pandangan yang lebih tradisional tentang kosmologi yang didasarkan pada teks-teks suci. Kritikan terhadap pemikiran yang telah mapan ini semakin memperkuat cap kafir atau ateis yang disematkan kepadanya.

Reaksi terhadap pemikirannya mencerminkan ketegangan antara ilmu pengetahuan dan agama pada masa itu. Banyak pemikir dan ilmuwan yang berusaha untuk mengembangkan ide-ide baru sering kali menghadapi penolakan dan penganiayaan. Dalam konteks ini, Thabit Ibn Qurra menjadi simbol perjuangan antara kebebasan berpikir dan otoritas religius yang mengekang. Tuduhan kafir yang dialamatkan kepadanya tidak hanya mencerminkan pandangan pribadi, tetapi juga merupakan cerminan dari ketidaknyamanan masyarakat terhadap perubahan dan inovasi.

Meskipun ia dianggap kafir oleh sebagian orang, warisan Thabit Ibn Qurra tetap hidup dan dihargai dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ia menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan matematika dan astronomi, dan karyanya memberikan kontribusi signifikan terhadap pemikiran ilmiah di dunia Islam dan Eropa. Pandangan kritisnya terhadap dogma dan keyakinan yang telah ada membuka jalan bagi perkembangan pemikiran rasional dan ilmiah lebih lanjut.

Hmm... ada yang mau menambahkan? 

Related

Tokoh 2783664925355458297

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item