Bagaimana Asal Usul Sebutan Koran Kuning?

Ilustrasi/pngtree.com
Koran kuning adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan media massa yang menampilkan berita sensasional, kontroversial, dan seringkali tidak dapat dipercaya. Asal usul koran kuning dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-19, ketika industri koran sedang berkembang pesat.

Perkembangan industri koran pada masa itu menyaksikan persaingan yang semakin meningkat antara surat kabar yang berusaha mendapatkan pembaca sebanyak mungkin. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa koran mulai mengadopsi pendekatan yang lebih sensasional dalam peliputan berita mereka.

Seiring waktu, praktik itu semakin terperinci dan koran-koran tersebut mulai menyajikan cerita-cerita yang memanfaatkan drama, intrik, dan skandal untuk menarik perhatian pembaca. Mereka fokus pada berita-berita yang menarik emosi dan memancing rasa ingin tahu, meskipun sering kali di luar batas kebenaran dan integritas jurnalisme.

Istilah "kuning" dalam koran kuning berasal dari warna kertas koran yang digunakan. Pada masa itu, koran kuning cenderung dicetak di atas kertas berwarna kuning atau oranye, yang membedakannya dari koran biasa yang dicetak di atas kertas putih.

Koran kuning menampilkan berita-berita dengan judul yang menarik, teks yang berlebihan, serta ilustrasi atau foto-foto yang dramatis. Mereka cenderung mengungkapkan kehidupan pribadi tokoh terkenal, menggambarkan skandal politik, atau menyajikan kisah-kisah kejahatan yang mengerikan. Gaya jurnalistik yang dipraktikkan koran kuning sering kali tidak memperhatikan etika dan integritas jurnalisme, dengan fokus pada daya tarik visual dan cerita-cerita yang menarik pembaca.

Meskipun koran kuning sering kali dianggap sebagai sumber berita yang tidak dapat diandalkan, mereka berhasil menarik perhatian dan minat pembaca yang lebih luas. Publik tertarik pada cerita-cerita yang mengejutkan dan kontroversial, sehingga koran kuning mendapat popularitas dan keuntungan finansial yang besar.

Namun, tidak semua koran kuning sepenuhnya tidak dapat dipercaya. Terdapat juga beberapa koran kuning yang masih menjalankan standar jurnalisme yang baik dan menghadirkan cerita yang faktual. Sayangnya, mayoritas koran kuning cenderung memprioritaskan sensasi dan keuntungan komersial daripada integritas jurnalisme.

Di era digital saat ini, praktik koran kuning juga telah meluas ke platform online. Berita-berita sensasional dan tidak dapat dipercaya sering kali tersebar melalui media sosial dan situs web yang tidak diverifikasi secara akurat. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena koran kuning terus berlanjut dan menjadi tantangan bagi masyarakat dalam membedakan antara berita yang sahih dan berita palsu.

Hmm... ada yang mau menambahkan? 

Related

Umum 6118819636279298245

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item