Mengapa Al-Tusi Dianggap Mendukung Ateisme?

Ilustrasi/jayakartanews.com
Al-Tusi, atau Nasir al-Din al-Tusi, adalah ilmuwan, astronom, dan filsuf Muslim yang hidup pada abad ke-13. Ia dikenal karena kontribusinya yang signifikan dalam berbagai bidang, termasuk matematika, astronomi, dan filsafat. Namun, meski prestasinya luar biasa, Al-Tusi sering dianggap mendukung ateisme, dan pandangannya menimbulkan kontroversi di kalangan pemikir dan ulama pada zamannya.

Salah satu alasan Al-Tusi dianggap mendukung ateisme adalah pandangannya yang rasional dan filosofis tentang dunia. Dalam karya-karyanya, ia berusaha mengintegrasikan pemikiran ilmiah dengan tradisi filosofis, terutama pemikiran Aristotelian dan Neoplatonisme. 

Al-Tusi berargumen bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui akal dan pengamatan adalah penting untuk memahami alam semesta, dan ia sering menekankan bahwa penjelasan ilmiah tidak harus bergantung pada doktrin agama. Pendekatan ini membuatnya dicap sebagai sosok yang skeptis terhadap otoritas religius dan ajaran yang tidak dapat dibuktikan secara empiris.

Al-Tusi juga dikenal karena kritiknya terhadap beberapa konsep teologis yang dianggapnya tidak konsisten dengan logika dan akal. Misal, dalam karya "Tadhkirat al-Awliyā", ia mempertanyakan beberapa prinsip dasar tentang penciptaan dan sifat Tuhan. Pandangan ini, meskipun berlandaskan pada pencarian kebenaran, sering kali dianggap sebagai tantangan terhadap ajaran agama yang mapan. 

Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dan kritis, Al-Tusi menciptakan ketegangan antara pemikiran rasional dan dogma agama, yang membuatnya dicap sebagai pendukung ateisme oleh sebagian kalangan.

Selain itu, konteks sosial dan politik pada masa Al-Tusi juga berkontribusi terhadap tuduhan tersebut. Pada abad ke-13, dunia Islam mengalami berbagai krisis, termasuk invasi Mongol yang menghancurkan banyak pusat budaya dan intelektual. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, pandangan yang dianggap meragukan atau menantang keyakinan tradisional dapat dilihat sebagai ancaman terhadap stabilitas sosial. 

Tuduhan terhadap Al-Tusi sebagai pendukung ateisme mungkin merupakan upaya untuk membungkam pandangan yang dianggap subversif dan mempertahankan kontrol atas pemikiran publik.

Namun, meski Al-Tusi menghadapi tuduhan tersebut, ia tetap dihargai sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dalam sejarah Islam. Karyanya dalam astronomi, seperti "Al-Zij al-Ilkhani", sangat berpengaruh dan digunakan sebagai referensi oleh banyak ilmuwan setelahnya. Ia juga berperan dalam pengembangan observatorium di Maragheh, yang menjadi pusat penelitian astronomi di dunia Islam. Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa ia memiliki komitmen yang kuat terhadap pencarian pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta.

Hmm... ada yang mau menambahkan? 

Related

Tokoh 4462290284539333942

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item