Apakah Punya Anak Menjamin Pasangan Lebih Bahagia?

Berdasarkan Studi, Punya Anak Bukan Jaminan Bahagia, Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/pixabay.com
Konon, setiap pasangan menginginkan anak, karena kebahagiaan akan lebih lengkap setelah memiliki anak. Mendengar suara ramai anak-anak di rumah telah dianggap sebagai sesuatu yang indah dan membahagiakan. Namun, apakah memang begitu kenyataannya?

Penelitian terbaru menyangkut hal ini mengungkapkan bahwa orangtua berusia paruh baya yang hidup bersama anak-anak, ternyata tidak lebih bahagia dibanding pasangan yang tidak memiliki anak.

Angus Deaton, profesor bidang ekonomi dan hubungan internasional di Princeton University di New Jersey, yang menulis riset ini, menyatakan, “Tidak ada perbedaan besar dalam kenyamanan hidup antara mereka yang memiliki anak dan mereka yang tidak memiliki anak, meskipun Anda memasukkan berbagai situasi kehidupan. Sebagian orang mengatakan bahwa Anda tidak bisa bahagia jika tak punya anak. Kami berpikir hal tersebut tidak masuk akal. Orang mempunyai anak karena mereka memang menginginkannya.”

Hasil riset yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences itu menganalisis data survei 2007-2012 atas 1,7 juta orang di Amerika. Survei itu menanyakan mengenai kehidupan mereka, dan pengalaman emosional mereka. Para ilmuwan juga mengevaluasi survei global yang mengajukan pertanyaan sama pada sekitar 1 juta orang dari 161 negara.

Para ilmuwan memfokuskan risetnya pada orang berusia 34 hingga 46 tahun dengan anak-anak berusia 16 tahun yang tinggal di rumah yang sama. Dibandingkan dengan grup usia yang lain, grup ini lebih merasa nyaman dengan kehidupan mereka.

Tetapi tingkat kebahagiaan mereka hampir sama ketika para ilmuwan menyesuaikan data statistik sehingga tidak akan terlempar oleh faktor-faktor seperti penghasilan dan pendidikan, yang keduanya terkait dengan peluang lebih besar untuk mempunyai anak.

Riset ini juga secara hati-hati tidak mengasumsikan bahwa orang secara otomatis ingin punya anak.

“Mereka yang tanpa anak tidaklah gagal sebagai orangtua, dan mereka yang mempunyai anak tidak gagal sebagai non-orangtua,” ujar Angus Deaton. “Jika saya ingin punya anak tetapi tak bisa memilikinya, hal itu memang sesuatu yang buruk untuk saya. Tetapi jika saya tak ingin punya anak, dan punya satu anak akibat sesuatu yang tidak bisa dicegah, maka hal itu tidak akan membuat saya bahagia. Orang hanya mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.”

Temuan lainnya dari penelitian ini adalah bahwa orangtua paruh baya dengan anak-anak yang berusia lebih muda memiliki tingkat harapan yang lebih tinggi dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi pula dibandingkan orang lain. Untuk hal ini, Angus Deaton menyatakan, “Anak-anak memang menyenangkan, tetapi mereka datang dengan kecemasan dan kelelahan.”

Apa pun hasilnya, studi ini bisa dijadikan pertimbangan siapa pun, khususnya pasangan-pasangan yang ingin punya anak atau yang tidak ingin punya anak. Bahwa kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh apa yang dimiliki atau yang tidak dimilikinya, melainkan oleh apa keinginannya.

Pasangan yang tidak memiliki anak karena memang tidak menginginkan anak, tentu bisa sama bahagia dengan pasangan yang memiliki anak karena memang menginginkannya.

Hmm… bagaimana menurutmu?

__________________________

Catatan terkait:
Punya Anak Perempuan Membuat Ibu Lebih Modis
Apa Fungsi Biji bagi Tanaman?

Related

Studi 5803607174380196140

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item