Negara-negara yang Akan Tenggelam Akibat Es Kutub Mencair

 Negara-negara yang Akan Tenggelam Akibat Es Kutub Mencair
Ilustrasi/sipse.com
Sebenarnya, bukan hanya tenggelam yang menjadi satu-satunya ancaman Bumi saat ini. Perubahan iklim pun telah memperlihatkan kerentanan pada sejumlah negara, seperti Meksiko sampai Rusia. Kekeringan yang terjadi pada beberapa negara juga tampak bertambah buruk, sementara hutan hujan tropis semakin terancam, penyakit-penyakit makin meresahkan, dan masalah kemiskinan membelit di mana-mana.

Tapi mungkin memang ancaman terhebat dari perubahan iklim yang dihadapi banyak negara adalah tenggelam disapu air—jika memang es di kutub mencair—khususnya negara-negara kepulauan, seperti Indonesia. Berikut ini beberapa negara yang berisiko tenggelam akibat perubahan iklim di masa mendatang.
  • Bangladesh; negeri ini sebenarnya sedang menghadapi masalah kemiskinan yang tak kunjung usai. Bencana akibat perubahan iklim di masa depan diperkirakan akan menenggelamkan Bangladesh, beserta seluruh masalahnya.
  • Papua Nugini; negara ini diperkirakan akan menjadi salah satu bagian awal yang akan hilang dari peta Bumi, jika bencana iklim benar-benar terjadi.
  • Filipina; dulu, hanya sekitar 20 persen air danau dan pinggir laut yang membanjiri wilayah Filipina. Sekarang telah meningkat menjadi 80 persen. Kenyataan itu sudah mempengaruhi banyak hal di Filipina, khususnya sektor pertanian dan kawasan pinggiran pantai.
  • Barbados; untuk negara ini, UNESCO menyatakan, “Dengan populasi, sentra agrikultur dan infrastruktur yang berpusat di tepi pantai, maka sedikit peningkatan pada level ketinggian air laut akan berdampak signifikan terhadap pemukiman, kondisi kehidupan dan perekonomian negara tersebut, hingga negara itu akan terancam.”
  • Kiribati; negara ini hanya berada di ketinggian 2 meter di atas permukaan laut, dan sekarang sekitar 94.000 orang yang tinggal di pinggiran pantai telah di relokasi.
  • Mesir; berdasarkan infrastruktur dan pembangunan di Mesir yang berpusat di pinggir pantai, negara ini menghadapi risiko besar jika bencana iklim benar-benar terjadi.
  • Tuvalu; wilayah Tuvalu hanya berada 2 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan laporan terakhir, melihat peningkatan level pada air laut yang terjadi sekarang, Tuvalu diperkirakan akan lenyap sekitar 30-50 tahun yang akan datang.

Tanpa upaya mereduksi emisi gas-gas rumah kaca—terutama karbondioksida—ke atmosfer, dalam jangka panjang bukan hanya pola iklim dan siklus hidup yang berubah. Hilangnya ribuan pulau dan beberapa negara di muka Bumi, akan mengubah peta dunia.

Small Islands Development State (SIDS) memperkirakan setidaknya 14 negara terancam hilang akibat naiknya permukaan laut, antara lain beberapa negara pulau di Samudera Pasifik, seperti Sychelles, Tuvalu, Kiribati, dan Palau, serta Maladewa di Samudera Hindia.

Akibat pemanasan global, minimal 18 pulau di muka Bumi telah tenggelam, antara lain tujuh pulau di Manus, sebuah provinsi di Papua Niugini. Sementara sekitar 30 pulau di Kiribati saat ini sedang tenggelam, sedangkan tiga pulau karangnya sudah benar-benar tenggelam.

Maladewa telah menghadapi ancaman yang nyata, dan pemerintah di sana menyatakan akan merelokasikan seluruh negeri itu. Hal yang sama juga terjadi di Vanuatu—sebagian penduduknya telah diungsikan, khususnya yang tinggal di daerah-daerah pesisir. Jika tidak ada program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, Indonesia juga diperkirakan akan kehilangan 2.000 pulaunya pada tahun 2030.

Meski dunia tengah dilanda krisis finansial, namun krisis lingkungan akibat perubahan iklim tetap memiliki dampak lebih parah. Karenanya, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) memperkenalkan green economy, termasuk ketahanan pangan, biofuel, dan berupaya terus mengangkat isu kelautan ke dalam program mereka.

Hmm… ada yang mau menambahkan?


Related

Umum 5550433337113558726

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item