Negara-negara yang Menggratiskan Biaya Kesehatan Warganya

 Negara-negara yang Menggratiskan Biaya Kesehatan Warganya
Ilustrasi/istimewa
Kesehatan adalah pilar pokok kehidupan manusia. Orang dapat menjalani hidup dengan baik, dan bekerja dengan baik, karena kesehatan yang terjaga. Kesadaran atas kenyataan itu pula yang menjadikan banyak negara sangat memperhatikan kesehatan warganya, dengan membangun rumah sakit-rumah sakit, memperbanyak dokter dan tenaga pelayanan kesehatan, sampai memproduksi obat-obatan murah sehingga dapat dijangkau semua kalangan.

Di antara upaya-upaya tersebut, ada beberapa negara yang telah melangkah lebih jauh, yakni dengan menggratiskan layanan kesehatan bagi warga mereka. Tidak hanya menyediakan rumah sakit, dokter, dan sarana kesehatan yang mendukung, negara-negara itu bahkan tidak memungut biaya berobat.

Ironisnya, negara-negara yang menggratiskan biaya berobat warganya sebagian bukan negara kaya. Namun, melalui program asuransi dan berbagai upaya yang dilakukan, beberapa negara tersebut terbukti mampu memberikan layanan kesehatan secara gratis bagi warga mereka. Berikut ini beberapa negara yang hebat itu.

Kuba

Bagi negara-negara berkembang atau negara terbelakang, Kuba dijadikan sebagai negara percontohan dalam hal sistem pelayanan kesehatan. Negara ini memiliki pelayanan kesehatan yang baik, salah satu unggulannya adalah program dokter keluarga yang ada di sekitar kota kecil di sana. Dokter keluarga tersebut memberikan layanan gratis bagi keluarga-keluarga yang ada dalam wilayahnya.

Pada saat ini, Kuba mampu mendistribusikan dokter dengan skala 1 dokter untuk tiap 200 warga. Angka itu bahkan lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat yang hanya mampu menyediakan 1 dokter untuk 400 warga. Karena kenyataan itu pula, angka kematian bayi di Kuba tergolong paling rendah di Amerika Latin, dan angka harapan hidup warga di sana juga relatif tinggi.

Brazil

Dalam sistem pelayanan kesehatan nasional, pemerintah Brazil menggratiskan layanan perawatan kesehatan dasar. Artinya, warga yang ingin memeriksakan kesehatan umum tidak dipungut biaya apa pun. Sedangkan rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ditunjuk akan menyediakan pelayanan dokter spesialis, yang sama-sama gratis.

Sekitar 80 persen penduduk Brazil menggunakan fasilitas rumah sakit milik pemerintah, sementara 20 persen yang paling kaya menggunakan layanan milik swasta yang berbayar. Dengan perhatiannya yang sangat besar terhadap kesehatan, Brazil mampu menurunkan angka kematian bayi baru lahir di sana sejak 1998. Menurut jurnal kesehatan The Lancet, angka harapan hidup di Brazil  juga meningkat 10,6 tahun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Thailand

Di Thailand adalah undang-undang yang mewajibkan pemerintah mengasuransikan seluruh warganya, tak peduli sanggup membayar atau tidak. Komitmen itu digunakan oleh WHO sebagai contoh bahwa negara dengan penghasilan per kapita rendah atau sedang juga dapat mengasuransikan seluruh warganya.

Sistem asuransi itu diperkenalkan pada 2002 dengan nama “Skema 30 Bath”. Dalam skema ini, 14 juta jiwa yang sebelumnya tidak dijamin asuransi kini tidak perlu lagi membayar ongkos berobat, termasuk obat resep, biaya perawatan, kemoterapi, operasi, dan layanan gawat darurat—semuanya gratis.

Namun, tantangan yang kemudian muncul adalah masa tunggu yang jadi makin lama karena jumlah pasien semakin banyak. Selain itu, jumlah sarana kesehatan yang melayani juga masih terbatas.

Korea Selatan

Tak jauh berbeda dengan Thailand, Korea Selatan juga mengharuskan pemerintah untuk memberikan asuransi kesehatan, khususnya bagi para buruh. Hal itu mulai diterapkan pada 1977. Sistem itu kemudian diperluas tahun 1989, hingga semua warga Korea Selatan mendapat asuransi kesehatan. Pemerintah menggabungkan lebih dari 300 asuransi individual menjadi satu sistem pendanaan nasional.

Program itu sukses menggerakkan sumber daya untuk pelayanan kesehatan, dan secara cepat memperluas ketercakupan warga. Secara efektif, program itu juga mampu menarik sumber daya milik pemerintah maupun swasta untuk menyediakan layanan kesehatan bagi seluruh populasi.

Moldova

Sejak tahun 2004, Moldova mulai menggalakkan kewajiban asuransi bagi para warganya, dengan tujuan meberi layanan kesehatan dasar yang lebih baik. Warga yang memiliki pekerjaan menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk asuransi tersebut melalui pemotongan gaji, sementara warga yang tidak bekerja diasuransikan secara gratis oleh pemerintah.

Negara di Eropa Timur ini menggunakan perusahaan asuransi kesehatan nasional sebagai penyedia tunggal untuk berbagai layanan kesehatan, serta menjadi penyelenggara layanan gawat darurat, layanan kesehatan primer dan sekunder.

Kuwait

Kuwait memulai program sistem layanan kesehatan di negaranya melalui kekayaan yang diperoleh dari penjualan minyak. Sejak tahun 1950, pemerintah Kuwait menerapkan layanan kesehatan gratis dan komprehensif bagi warganya. Hasilnya, tingkat kematian bayi baru lahir maupun pada populasi umum semakin menurun.

Menurut WHO, layanan kesehatan di Kuwait bisa disejajarkan dengan rata-rata negara di Eropa. Saat ini, tantangan kesehatan yang dihadapi Kuwait adalah makin banyaknya warga lanjut usia. Selain itu, berbagai komplikasi terkait epidemi diabetes dan sakit jantung menempati permintaan tertinggi di pusat-pusat layanan kesehatan.

Cina

Pemerintah Cina sebenarnya menghadapi masalah yang tidak mudah dalam hal layanan kesehatan. Negara besar itu memiliki jumlah penduduk sangat banyak, di atas angka 1 milyar. Karenanya, mengorganisasikan layanan kesehatan yang terpadu untuk masyarakat sebanyak itu tentu bukan pekerjaan ringan. Namun mereka dinilai berhasil.

Pada 2009, pemerintah Cina melakukan perombakan besar-besaran dalam hal sistem layanan kesehatan, yang ditujukan untuk memberikan layanan kesehatan dasar secara aman dan terjangkau untuk semua warga. Upaya itu dinilai sukses, karena mampu menaikkan usia harapan hidup, dan menurunkan angka kematian bayi baru lahir.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 297281102206952345

Posting Komentar

  1. yg brazil harusnya "angka kematian bayi baru lahir" salah nulis itu sepertinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas ralatnya. Kekeliruan sudah diperbaiki. :)

      Hapus

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item