Mengapa Ada Orang Keramas Sambil Naik Motor di Jalan Raya?

Mengapa Ada Orang Keramas Sambil Naik Motor di Jalan Raya?
Ilustrasi/jawapos.com
Sebuah video viral di internet, memperlihatkan dua perempuan berboncengan naik motor di jalan raya... sambil keramas! Rekaman video berdurasi 27 detik itu berlokasi di Jalan Raya Jayanegara, Kabupaten Mojokerto. Setidaknya, itulah yang dikatakan Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Bobby Zulfikar, yang belakangan menangkap dua perempuan tersebut, dan meminta mereka berjanji untuk tidak mengulangi.

Ternyata, aktivitas keramas sambil berkendara di jalan raya tidak hanya dilakukan dua perempuan tadi. Masih di Mojokerto, ada dua remaja laki-laki yang berboncengan naik motor, dan melakukan aksi serupa; keramas! Keduanya melintas di Jalan Raya Empunala, dengan hanya memakai celana kolor.
   
Mengapa ada orang-orang yang keramas sambil naik motor di jalan raya?

Pertanyaan itu bisa dijawab dengan setumpuk jawaban yang mungkin terlintas di pikiran kita. Tetapi, apa pun jawaban yang mungkin muncul di kepala, rata-rata kita sudah paham jawaban yang mungkin paling masuk akal; demi konten!

Kemungkinan besar, dua perempuan dan dua laki-laki yang keramas sambil berkendara itu ingin menjadikan aksi mereka sebagai konten menarik, dan tujuan mereka tampaknya tercapai, karena video aksi mereka viral di dunia maya.
   
Tentu saja setiap orang punya hak untuk membuat konten, dan berharap viral, atau bahkan berharap populer. Tapi aksi keramas sambil berkendara di jalan raya adalah aksi berbahaya. Tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain. Jika memang tujuannya semata untuk konten, apakah setara dengan kemungkinan bahaya yang dihadapi?

Bahkan berkendara tanpa memakai helm saja bisa berbahaya. Apalagi berkendara tanpa helm, dan sambil keramas! Kenapa mereka tidak berkendara sambil membangun Taj Mahal sekalian?

Kecenderungan sebagian orang—khususnya remaja dan anak muda—zaman sekarang terhadap konten, tampaknya makin mengkhawatirkan. Karena keinginan viral dan populer, mereka seperti melakukan segala cara dan upaya, meski untuk itu harus menantang bahaya, bagi diri sendiri maupun orang lain.

Baru kemarin sebagian orang marah dengan konten ala-ala prank yang menjadikan orang lain sebagai korban atau sasaran prank. Karena konten ala-ala prank diributkan, sebagian orang yang kebelet populer mungkin terpikir untuk membuat konten yang tidak menjadikan orang lain sebagai korban. Salah satunya dengan keramas sambil naik motor di jalan raya!

Mungkin mereka berpikir, “Saya kan tidak menjadikan orang lain sebagai sasaran konten?”

Mereka memang tidak menjadikan orang lain sebagai objek atau sasaran konten, tapi mereka membahayakan diri sendiri dan orang lain. Karena aktivitas yang mereka lakukan—keramas sambil berkendara—akan memecah konsentrasi. Naik motor sambil main ponsel saja sudah membahayakan, apalagi naik motor sambil keramas?

Yang mengkhawatirkan, aksi-aksi tak masuk akal semacam itu kian mewabah di Indonesia. Satu video gila viral di internet, lalu muncul video lain yang isinya sebelas dua belas. Konten prank, konten yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, sampai konten-konten yang mungkin tampak tidak bermasalah tapi akan disesali pembuatnya. Misal telanjang di video. Keinginan untuk terkenal tampaknya bisa menghilangkan akal waras.

Sekadar saran. Sebelum membuat konten dengan tujuan agar viral dan terkenal, ada baiknya untuk memikirkan terlebih dulu pertanyaan-pertanyaan ini.

Pertama, apakah konten ini akan membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain? Apakah konten ini akan mempermalukan diri sendiri dan/atau orang lain? Apakah konten ini akan menimbulkan perisakan pada diri sendiri dan/atau orang lain?

Kedua, apakah konten ini mungkin akan menimbulkan sesal di kemudian hari?

Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu adalah “ya”, sebaiknya tidak usah dibuat atau tidak usah dilakukan. Bahkan ragu-ragu saat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu—antara “ya” dan “tidak”—sudah menunjukkan kalau konten tersebut mungkin bermasalah.

Hidup tidak sekadar untuk viral, dan kehidupan manusia tidak hanya ditujukan untuk menjadi terkenal. Karena, apalah arti viral dan terkenal, jika berakhir penyesalan?

Related

Hoeda's Note 7661722756213800996

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item