Apa yang Terjadi Jika Pesawat Kehabisan Bahan Bakar di Udara?

Ilustrasi/pixabay.com
Pertama, yang perlu kita tahu, pesawat yang kehabisan bahan bakar di udara sangat jarang terjadi. Sebelum pesawat meninggalkan bandara untuk terbang menuju tempat tertentu, pesawat akan diisi bahan bakar yang cukup, agar tidak terjadi masalah kehabisan bahan bakar ketika sedang terbang. 

Tidak hanya itu, pesawat terbang juga dilengkapi tangki cadangan. Jika sesuatu, entah apa, terjadi dan menyebabkan bahan bakar pesawat terkuras, bahan bakar dari tangki cadangan akan siap mengisi.

Sekarang andaikan saja, pesawat terbang benar-benar kehabisan bahan bakar di udara, dan bahan bakar dari tangki sudah disalurkan tapi tetap tidak cukup. Apa yang akan terjadi?

Jika pesawat benar-benar kehabisan bahan bakar di udara, mesin pesawat akan mati, persis seperti mobil atau motor yang biasa kita kendarai. Saat pesawat kehabisan bahan bakar, generator pada masing-masing engine akan berhenti bekerja. Ini berarti tidak ada suplai elektrik dan hidrolik pada pesawat. Artinya, sistem hidrolik pesawat, sistem kelistrikan, alat komunikasi, hingga panel instrumen pesawat yang bersumber pada mesin akan ikut mati semua.

Apa yang akan terjadi setelah itu? APU (Auxiliary Power Unit) akan bekerja dan menyuplai kebutuhan sistem elektrik dan hidrolik, sehingga pesawat bisa tetap terbang.

Bagaimana jika APU juga tidak bekerja atau tidak berfungsi? Jika itu terjadi, maka RAT (Ram Air Turbine) akan dioperasikan. RAT akan menyediakan sistem hidrolik yang dibutuhkan untuk menggerakkan control surfaces, sehingga pesawat masih dapat dikendalikan.

Tekanan yang dihasilkan oleh RAT terhubung pada pompa hidrolik, yang nantinya menyediakan kebutuhan electrical, namun dengan daya yang kecil. Sehingga suplai elektrik pada kabin, dan hal-hal yang tidak terlalu penting akan dihentikan (dinonaktifkan).

Sistem elektrik hanya akan difokuskan pada beberapa instrumen kokpit, atau minimum ILS (Instrument Landing System), seperti komunikasi radio dan kompas. Dan apabila RAT juga bermasalah, maka baterai yang akan menyuplai kebutuhan sistem elektrik pada pesawat, namun baterai ini hanya dapat bertahan 20–30 menit.

Jadi, jika sistem-sistem yang terdengar canggih itu tidak bekerja—setelah habisnya bahan bakar di udara—apa yang kemudian akan terjadi?

Pilot akan memberitahukan keadaan darurat ke pusat kontrol uadara, dan mau tak mau harus melakukan pendaratan darurat. Lalu bagaimana dengan pesawatnya?

Ketika pesawat kehabisan bahan bakar, sementara sistem-sistem penyokong lain tidak berfungsi, pesawat memang akan kehilangan gaya dorong. Tapi pesawat tidak akan langsung jatuh. Pesawat masih dapat terbang meluncur, sehingga prosedur darurat masih dapat dilakukan.

Bila pesawat mendarat di darat, landing gear dapat diturunkan dengan memanfaatkan berat landing gear itu sendiri. Pilot akan membuka sistem penguncian landing gear agar turun, sehingga badan pesawat tidak langsung menghantam tanah. Bila mendarat di permukaan air, badan pesawat juga bisa mendarat dengan relatif mulus.

Pendeknya, ketika hal yang tidak diinginkan terjadi, ada banyak sistem penyokong (backup) yang ada pada pesawat, dan karena itulah pesawat disebut alat transportasi massal paling aman di dunia.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 437636044055457933

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item