Negara-negara apa saja yang Bubar Pada Abad 20?

Negara-negara apa saja yang Bubar Pada Abad 20?
Ilustrasi/fineartamerica.com
Tidak pernah ada jaminan bahwa suatu negara berdaulat akan tetap berdiri selamanya. Jika menengok ke lembar sejarah, kita akan menyaksikan negara-negara yang semula dianggap besar, kuat, bahkan adidaya, akhirnya bubar karena berbagai alasan dan latar belakang. Negara-negara itu bahkan bubar pada abad ke-20, suatu era yang bisa dibilang “baru kemarin”.

Uni Soviet, misalnya, telah berdiri puluhan tahun dan sejarah mencatatnya sebagai negara yang tidak hanya besar dan kuat, tetapi juga memiliki pengaruh yang sangat luas. Negara itu bahkan menjadi saingan utama Amerika Serikat yang sama-sama dianggap negara adidaya.

Tapi Uni Soviet kemudian bubar. Imperium Ottoman, kekaisaran besar yang telah berdiri megah selama ratusan tahun, juga akhirnya bubar dan kini tinggal sejarah.

Berikut ini sepuluh negara yang pernah berdiri sebagai pemerintahan berdaulat, tapi kemudian runtuh pada abad ke-20 dan menghilang dari peta dunia.

Uni Republik Soviet Sosialis

Negara yang lebih dikenal dengan nama Uni Soviet ini telah berdiri sejak 1922, sampai kemudian bubar pada 1991. Selama tujuh dekade pemerintahannya, Uni Soviet menjadi negara adidaya, benteng kokoh yang menghidupkan ajaran Marxis-Stalinisme.

Uni Soviet didirikan pada masa kacau setelah pecahnya Imperium Rusia, pasca Perang Dunia I. Sejak itu, Uni Soviet menunjukkan kekuatannya dengan mengalahkan Nazi Jerman ketika tidak ada orang yang berpikir bahwa Hitler bisa dihentikan.

Uni Soviet juga menjajah Eropa Timur selama lebih dari empat puluh tahun, menghasut Perang Korea pada 1950, dan hampir berperang dengan Amerika Serikat karena krisis rudal di Kuba pada 1962.

Tapi negara adidaya dengan kekuatan besar itu kemudian mencapai antiklimaks pada 1991. Tanda-tanda runtuhnya Uni Soviet sudah tampak pasca runtuhnya Tembok Berlin di Jerman pada 1989, yang diikuti hancurnya komunisme di Eropa Timur. Setelah bubar, Uni Soviet terpecah menjadi 15 negara berdaulat, menciptakan blok pecahan baru yang besar sejak pecahnya Kekaisaran Austro-Hungaria pada 1918.

Sikkim

Sikkim adalah negara yang berdiri di atas sebidang tanah tersembunyi di Pegunungan Himalaya, terhimpit India dan Tibet-Cina. Negara ini mungkin tidak terkenal, bahkan mungkin jarang didengar keberadaannya. Tetapi Sikkim telah berdiri sebagai negara sejak abad ke-8 Masehi, dan bertahan menjadi sebuah monarki kecil hingga abad ke-20.

Sampai kemudian, dengan berbagai pertimbangan—salah satunya karena menyadari tidak ada alasan yang baik untuk terus mandiri—mereka memutuskan untuk bergabung dengan India modern pada tahun 1975. Sejak itu, negara Sikkim lenyap dari peta dunia.

Imperium Ottoman

Imperium Ottoman adalah kekaisaran besar dalam sejarah, yang pernah berdiri megah selama lebih dari enam ratus tahun. Didirikan pada 1299, kekuasaan Imperium Ottoman membentang dari Maroko ke Teluk Persia, dari Sudan hingga jauh ke utara Hungaria. Tetapi kejayaan yang hebat itu perlahan-lahan mengalami kemunduran selama berabad-abad, sampai runtuhnya mereka di abad ke-20.

Pada 1922, setelah Turki memenangkan perang kemerdekaan mereka, Imperium Ottoman dihapuskan, dan lahirlah negara Turki modern.

Uni Arab Republik

Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser, memiliki ide untuk menyatukan bangsa Arab yang terpecah dalam dua negara (Mesir dan Suriah), agar bisa menjadi aliansi yang efektif untuk melawan musuh bebuyutan mereka, yakni Israel.

Dengan kharismanya yang besar, Gamal Abdel Nasser mampu mewujudkan ide itu, dan terbentuklah negara baru bernama Uni Arab Republik, pada 1958. Negara itu merupakan penyatuan Mesir dan Suriah.

Tetapi ide itu tidak berlangsung mulus sejak awal. Jarak antara Mesir dan Suriah yang terpisah beberapa ratus mil hampir mustahil menciptakan pemerintah pusat bersama. Selain itu, Suriah dan Mesir juga tidak pernah cukup setuju pada tujuan yang merupakan prioritas nasional.

Sampai kemudian, ketika Gamal Abdel Nasser meninggal dunia pada 1970, aliansi dua negara itu pun mengalami keretakan. Klimaksnya terjadi pada 1971, ketika akhirnya Mesir dan Suriah kembali menjadi negara sendiri-sendiri, dan Uni Arab Republik dibubarkan.

Vietnam Selatan

Pada 1954, Vietnam dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Vietnam Utara menjadi negara komunis, sementara Vietnam Selatan mengadopsi sistem demokrasi. Sejak itu, negara baru bernama Vietnam Selatan pun berdiri, tepatnya pada 1955.

Sebagaimana yang terjadi pada Korea Utara dan Korea Selatan, perang saudara pun tak terhindarkan di dua Vietnam. Amerika Serikat bahkan kemudian ikut terjun dalam konflik, membela Vietnam Selatan, dan perang itu menjadi salah satu perang yang paling menguras biaya bagi Amerika.

Akibat desakan internasional dan rakyatnya sendiri, Amerika akhirnya meninggalkan perang itu, dan membiarkan Vietnam Selatan berjuang sendiri pada 1973. Dua tahun kemudian, pada 1975, Vietnam Selatan mengakhiri perang saudara, dan mereka mengubah nama negara Vietnam Selatan menjadi Saigon, dengan Ho Chi Minh City sebagai Ibukota.

Tibet

Wilayah yang disebut Tibet telah ada selama lebih dari seribu tahun, dan sejak 1913 dikelola sebagai negara yang merdeka. Sampai kemudian, Cina menduduki Tibet pada 1951, dan pasukan Mao mengakhiri kedaulatan Tibet.

Memasuki era 1950-an, kondisi Tibet semakin tegang, sampai akhirnya negara itu memberontak pada 1959, yang mengakibatkan aneksasi Cina dan pembubaran pemerintahan Tibet untuk selamanya. Tibet selesai sebagai negara, dan Cina mengubahnya sebagai wilayah, bukan lagi negara.

Austro-Hungaria

Kekaisaran Austro-Hungaria telah berdiri megah sejak 1867, sampai kemudian terkoyak moyak menjadi pecahan banyak negara seusai Perang Dunia I. Tidak ada negara mana pun yang menderita kerugian lebih besar dibanding Austro-Hungaria setelah berakhirnya perang besar itu.

Sementara negara-negara lain hanya mengalami kerugian secara ekonomi atau kehilangan wilayah geografis, Austro-Hungaria benar-benar runtuh pada 1918.

Pembubaran kekaisaran besar itu kemudian menghasilkan negara modern Austria, Hungaria, Cekoslovakia, dan Yugoslavia, dengan bagian-bagian lainnya yang bergabung ke Italia, Polandia, serta Rumania.

Cekoslowakia

Sebagai pecahan dari Kekaisaran Austro-Hungaria, Cekoslowakia berdiri sebagai negara berdaulat pada 1918, dan menjalankan pemerintahan dengan sistem demokrasi. Sampai kemudian, pada Maret 1939, negara itu diduduki oleh Jerman. Ketika Jerman dikalahkan dalam Perang Dunia II, Cekoslowakia diduduki oleh Uni Soviet, dan diubah menjadi negara satelit Soviet.

Pada 1991, Uni Soviet bubar, dan meninggalkan pendudukannya di Cekoslowakia. Pada waktu itu, Cekoslowakia berusaha membangkitkan kembali negara demokrasi mereka. Namun etnis Slavia di timur menuntut negara independen mereka sendiri. Akhirnya, Cekoslowakia pun pecah menjadi Republik Ceko di barat, dan negara Slowakia di sebelah timurnya.

Yugoslavia

Seperti Cekoslovakia, Yugoslavia adalah negara pecahan dari Kekaisaran Austro-Hungaria pasca Perang Dunia I. Namun, berbeda dengan Cekoslowakia yang menjalankan sistem pemerintahan demokratis, Yugoslavia menjadi negara monarki yang otokratis. Pemerintahan tersebut berlangsung sejak 1918, sampai kemudian Nazi Jerman menginvasi negara itu pada 1941.

Pada 1945, ketika Nazi Jerman runtuh, Yugoslavia berhasil menghindari pendudukan Uni Soviet, tapi komunisme menguasai negara tersebut. Sejak itu, Yugoslavia diperintah di bawah kediktatoran sosialis Marsekal Josip Tito, pemimpin tentara partisan selama Perang Dunia II.

Sampai kemudian, pada 1992, bersama ketegangan dan berbagai konflik internal serta nasionalisme yang bangkit di sana, perang saudara pun pecah. Hasil akhirnya, Yugoslavia bubar dan menjadi enam negara kecil, yaitu Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Macedonia, dan Montenegro.

Jerman Timur

Setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, negara itu dipecah menjadi dua bagian, yaitu Jerman dan Jerman Timur. Jerman dikuasai Amerika, sedangkan Jerman Timur dikuasai Uni Soviet. Perbatasan kedua wilayah itu ditandai dengan tembok tinggi yang terkenal dengan nama Tembok Berlin, dan sejak itulah Jerman Timur menjadi negara komunis pada 1949 di bawah pengaruh Uni Soviet.

Runtuhnya Tembok Berlin pada 1990 tidak hanya menandai berakhirnya era komunisme di Jerman Timur, tetapi juga menandai akhir negara tersebut. Bersama tumbangnya Uni Soviet, Jerman Timur melakukan reintegrasi dengan pecahannya, dan menjadi negara Jerman seperti yang kita kenal sekarang.

Hmm… ada yang mau menambahkan?


Related

Umum 4334641409136429350

Posting Komentar

  1. wah saya akhirnya jadi tahu. terima kasih untuk artikelnya. saya membaca seluruh isi artikel ini sampai asik dan menarik sekali tulisan. seperti akusisi juga ya. he he ;-)

    BalasHapus
  2. Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Deng Xiao Ping yang dikenal sebagai “Bapak Reformasi” Tiongkok, Bapak Deng di tahun 1978 mengumumkan kebijaksanaan baru, “Kebijaksanaan Pintu Terbuka”
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka di https://stenote-berkata.blogspot.com/2021/06/wawancara-dengan-bapak-deng.html

    BalasHapus

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item